Dimuat di Taman Plaza edisi Juni, Rubrik Inspirasi Komunitas
BENNY
BERCITA-CITA MEMBUAT
YAYASAN UNTUK PEMUSIK
Kesuksesan Beny dimulai dari
dorongan orangtuanya untuk belajar Organ karena melihat prospek pemain Organ di
tempat umum sangat bagus. Awalnya Beny tidak suka dan sangat tidak nyaman
ketika orangtuanya menyekolahkannya di Sekolah Musik YPMM Jalantengah Wonosobo
pimpinan Bapak Sain. Namun di lain pihak orangtua Beny justru sangat bangga
padanya.
Kini terbukti profesi-nya sebagai
menjadi pemain Organ tunggal termahal di Wonosobo membuat financial Beny
terjamin. Bahkan biaya kuliah dan tempat tinggal juga dibiayai dari bermusik. Sayangnya,
cowok single ini belum beruntung soal cinta.
“Saya pernah jatuh cinta pada
penyanyi yang saya iringi di panggung, tapi saya ini hanya seorang yang mudah
jatuh cinta dan bukan pejuang cinta, sehingga selalu gagal mendapatkan gadis
idaman saya.”
Pernah mengiringi Ratna Listi,
Marwoto, Yati Pesek, dan beberapa artis ibukota lain yang datang untuk show di
Kota Asri, Beny mengaku impiannya untuk mendunia masih ditunda karena
kepadatannya malayani job di dalam kota.
“Saya sangat fleksibel menjadi
pengiring suatu show, jika kualitas sound suatu panggung buruk, saya hanya bisa
berusaha sekuat tenaga memberikan yang terbaik untuk penonton.”
Dengan durasi sekitar empat jam
untuk event di dalam gedung dan tiga jam untuk even outdoor, Beny mengaku tidak
membeda-bedakan. “Hanya saja sebagai seorang entertainer, saat event outdoor saya
dituntut untuk mampu memainkan musik non-stop atau saya mengecewakan penonton,”
katanya.
Sebagai salah satu pencetus PELANGI
Entertainment, Beny merasa sangat diuntungkan soal komunikasi sesama
entertainer dengan adanya komunitas ini. Ada
kedekatan tersendiri yang dirasakannya dengan anggota dalam setiap pertemuan
arisan Pelangi karena mereka tidak mesti bertemu dalam satu event.
Siapa yang menyangka musisi sekelas
Beny ternyata adalah seorang guru? Padahal selain mengurangi penghasilan dari
show, pendapatannya sebagai pemain Organ tunggal tentunya tidak sebanding
dengan gaji guru. “Saya siap dengan resiko mengurangi show, karena sebagai
seorang guru – meskipun masih gagal terjaring dalam CPNS—saya harus tahu diri.”
Selain sibuk mendidik, Beny juga mempunyai
bisnis sampingan jual beli organ, memberi les musik pada anak-anak. “Saya juga
bercita-cita mendirikan studio musik dan kelak membuat Yayasan untuk pemusik.”
Sebuah cita-cita yang mulia. Bravo
Beny! [NeKa]
No comments:
Post a Comment