About Me

About Me
Writer, Pengelola Rumah Baca Istana Rumbia, Staff redaksi Tabloid Taman Plaza, Admin Yayasan CENDOL Universal Nikko (Koordinator bedah cerpen OCK), perias dan Make-up artist PELANGI Asosiasi Entertainment, Crew Wonosobo Costume Carnival dan Crew 'A' Event Organizer (Multazam Network), pernah bekerja di Hongkong dan Singapura. Cerpenis Terbaik VOI RRI 2011, dan diundang untuk Upacara HUT RI ke 66 di Istana Negara bersama Presiden RI. BMI Teladan yang mengikuti Sidang Paripurna DPR RI 2011 dan menjadi tamu Ketua DPD RI. Dinobatkan sebagai Pahlawan Devisa Penulis Cerpen BNP2TKI Tahun 2011. Pemuda Pelopor Dinas Pendidikan, pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah kategori Seni-Budaya Tahun 2012. Menyukai langit, stasiun kereta, dan warna biru. Salah satu penulis Undangan Event Ubud Writers and Readers Festival 2011 di Ubud, Bali. Dapat dihubungi via Email FB/YM : Nessa_kartika@yahoo.com.

Tuesday, December 22, 2020

#Puisi RUMAH GUBUG BERLANTAI LIMA

Rumah gubug berlantai lima
Menjaga sebuah lereng perkampungan
Saksi sebuah kota tumbuh
Saksi gedung-gedung menelan persawahan

Rumah gubug berlantai lima
Tak punya pintu keluar
Tak punya pintu masuk
Tak jua punya jendela

Rumah gubug berlantai lima
Sejarah sebuah kota
Anak-anak tumbuh 
Melalui tiga masa

Rumah gubug berlantai lima
Dijaga oleh zaman
Dipelihara oleh kemiskinan
Rapuh ditinggalkan
Tak bisa untuk pulang

Rumah gubug berlantai lima
Pernah berisi cinta
Sepasang orangtua dan anak-anaknya
Nasib memencar semuanya

Rumah gubug berlantai lima
Bukan lagi rumah manusia
Masih rumah, nostalgia

Des 2020

Thursday, November 26, 2020

#puisi Pertemuan

Seketika waktu patah
Di ujung kabut dan titik gerimis
Perjalanan berliku menujumu
Hadirkan deja vu

Kenangan terhenti
Kita dua manusia jatuh cinta
Kala itu, dengan segala rindu
Hingga aku dan kamu
Terjebak keadaan
Saling meninggalkan

Lalu,
Hari ini kita bertemu lagi
dan menyadari
Getaran itu masih ada
Hanya tak bertemu frekuensinya

Kuripan, 21 Nov 20

Tuesday, November 10, 2020

#puisi Awalnya; Selamat Hari Pahlawan

Hari itu, di kantor itu semua berubah.
Hari itu di kantor itu, nasibku sudah divoniskan.
Divoniskan dengan cara ujian terberat yang pernah kurasakan dari Tuhan.
Hari itu juga di kantor itu...
Tuhan yang maha pemurah lagi maha penyayang,
Maha baik
Maha kaya
Maha penyembuh
Maha segalanya
Memberiku keajaiban
...
Berupa kesempatan hidup kedua.

Pada hari itu
Aku tak menangis
Aku tak mampu menangis
Pun tak ada penyesalan
Dan segala seharusnya

Aku tertawa
Menertawai kebodohanku
Karena tanda tandanya disana
Gejala gejalanya di sana
Tuhan sudah kasih tahu
Dengan segala kemahasoktauanku
Dengan segala acuhku
Akan tubuhku
Akan tingkahku
Akan gaya hidupku

Kini,
Tuhan telah bukakan mataku
Beri aku waktu
Berserah
Memohon ampunan
Memohon kesembuhan
Memohon sedikit umur
Menjadi pahlawan bagi diri sendiri
Pejuang tangguh
Untuk berbahagia
Dengan hemodialisa.

Dafam, 101120

Friday, October 23, 2020

#DIALYSISJOURNAL #5 ALLAH MAHABAIK

Setelah operasi baloning di bulan Agustus lalu,  lenganku sudah tidak bengkak, tapi kepalaku masih bengkak. Itu aku ketahui setelah beberapa kali HD.

Aku kembali konsul ke dokter Donnie. Dokter Donnie menjadwalkan CT Scan.

Aku membawa surat pengantar CT scan bertanggal 15 September ke bagian radiologi. 

"Ibu Anissa, ada hasil lab ureum dan creatin terakhir?" tanya petugas.
"Terakhir tanggal 20 Agustus, mbak."
"Iya, ndak papa."

Kukeluarkan hasil lab terakhir waktu kontrol di RS PKU Muhammadiyah Wonosobo yang penuh bintang. Terutama dua bagian terakhir. Ureum kreatinin bintang tiga. Nilai kritis.

"Ini ureum dan kreatinnya tinggi sekali. Kami tidak berani, bu."
"Hah? Terus gimana, mba?"
"Kami tidak berani karena harus pakai obat. Karena ureum dan kreatin tinggi sekali Ibu setelah scan harus HD. Ibu HD dimana?"
"Di Wonosobo."
"Itu sebabnya kami tidak berani."

Aku belum paham maksudnya. Obat apa? Kenapa tidak berani? Apa hubungannya dengan HD?

"Aku WA dokter Donnie dulu ya, mba."
"Baik."

Aku pun menyampaikan ke dokter Donnie apa yang dikatakan petugas radiologi.

"Oh iya, harus kontras," kata dokter Donnie, "sebentar, jangan pulang dulu, tunggu di depan poli."

Aku dan adikku  pun menunggu di depan poli. Sekitar satu jam kemudian suster memanggil. 
"Ini karena Ibu Anissa nilai kreatin dan ureum tinggi sekali, jadi CT scan dan HD dirujuk ke RS Kariadi," katanya.

Aku harus mengurus surat pengantar pada dokter Raymond di lantai L.

Di lantai L aku diantar satpam ke depan ruang dokter Raymond, aku menceritakan keperluanku pada petugas yang menerima surat pengantar, lalu kembali disuruh menunggu.

Tak berapa lama petugas kembali, "Ibu, ini sudah sore dokternya sudah pada pulang. Ibu bisa pulang saja, nanti tunggu telepon dari rumah sakit untuk jadwal CT scan-nya."

-o0o-

#Senin, sebulan kemudian

Aku sedang di RS menjalani HD rutin, ketika anakku masuk ke ruangan.
"Mah, Ibuk bilang besok Selasa-Rabu ke Semarang."
"Oh ya? Kamu abis dari tempat Ibuk?"
Dia mengangguk. Dia memang memanggil neneknya dengan sebutan Ibuk. Mungkin karena mendengar aku memanggil ibuku begitu.

Aku sedang menunggu kabar dari rumah sakit untuk tindakan CT scan yang rencananya harus dirujuk ke RSUP Dr Kariadi. Selama menunggu aku banyak browsing tentang CT scan dan hubungannya dengan HD, ternyata ada obat yang dimasukkan dan harus dikeluarkan lagi. Untuk orang normal cukup minum banyak-banyak nanti keluar bersama kencing, tapi tidak bisa seperti itu untuk pasien gagal ginjal kronis yang menjalani HD.

Hari berganti hari, hingga sebulan baru dapat kabar dari RS SMC.

Aku menghubungi ibuku. Ibu bilang minggu depan hari Selasa dan Rabu harus ke rumah sakit. "Tidak jadi dirujuk ke RS Kariadi. Tapi karena minggu depan Pakde mantu, kita ke sana besok saja."

Aku tertawa. "Ya nggak bisa begitu, ini kan jadwal dari RS minggu depan. Mana bisa kesana besok?"

Ibuku bersikeras, "Orang dari RS bilangnya Selasa dan Rabu boleh minggu ini boleh minggu depan kok."

"Tadi katanya minggu depan?"

Karena ibuku bersikeras akhirnya aku membatalkan rencana lain dan pergi ke Semarang esoknya. Itupun harus menunggu ibuku menyelesaikan urusannya dulu.

"Kita berangkat habis dhuhur," kata Ibu.
"Ibu sih gimana...? Dokter Donnie kan mulai jam 10 sampai jam 1."
"Ya sudah... Ibu bisa berangkat jam 10."
Aku tidak yakin tapi ibuku sudah tidak bisa dibantah.

Kami tiba di RS jam setengah 3, tentu saja dokter Donnie sudah tidak ada. Kami ditolak di pendaftaran.

Karena sudah disitu, kami pun menuju ke radiologi untuk memastikan. Sebenarnya karena aku tidak yakin dengan ibuku. 

"Ini miskomunikasi ya, Bu. Jadi jadwal ibu Anissa itu tanggal 21 Oktober. Hari Rabu depan. Bukan hari Rabu ini," kata petugas radiologi.

Nah kan!

-o0o-

Selasa seminggu kemudian aku ke Semarang lagi. Kali ini aku mengajak adikku si Retno.

Setelah melalui pemberkasan pertama, kami menuju poli dan menunggu dokter Donnie. Setelah bertemu dokter Donnie lalu diarahkan untuk menuju poli dalam untuk minta pengantar lab.

Kami meluangkan waktu untuk sholat di mushola lantai 2  dan makan di lantai L sebentar sebelum lanjut.

Aku lalu membawa surat internal dari dokter Donnie untuk pemberkasan kedua di BPJS, agak ribet sepertinya karena petugas BPJS harus telepon kesana kemari. Kami menunggu dengan sabar. Setelah clear kami pun menuju poli dalam. Bertemu dr Dwi dan mendapatkan pengantar lab.

"Ini labnya biasanya dapat dua, tapi untuk mbaknya karena beresiko dapat banyak." Suster membocorkan.

Kami menuju laboratorium. Benar. Aku harus diperiksa banyak hal, dari Hepatitis, HIV, PCV, Kreatinin, Ureum hingga Rapid test. 

Rapid test memang menjadi keharusan di masa pandemi Covid-19 ini dimana-mana. Hanya rapid test yang harus bayar tunai. Lainnya dicover BPJS. Setelah itu menuju radiologi untuk ronsen thorax lagi.

Karena sudah di radiologi, aku pun menanyakan untuk jadwal CT scan besok ke petugas. Ketika aku menunjukkan surat pengantar petugas langsung kebingungan.

"Ibu, ini surat pengantarnya tanggalnya sudah sebulan yang lalu."

Oh iya!

"Iya, mbak. Karena jadwalnya mundur mundur terus, tapi bisa ditanyakan ke dr Raymond, katanya saya udah dapat jadwal CT scan dan HD untuk besok." Aku memberitahunya.

Sore itu, kami menunggu petugas mengurus surat pengantar yang baru. Kami disuruh pulang, menunggu di rumah. Kami pun pulang ke rumah kakak sepupu di Tembalang. Tiba disana sekitar maghrib.

Aku langsung mengistirahatkan kakiku yang sakit karena seharian muter-muter di rumah sakit.

Sekitar jam delapan malam akhirnya ada telepon dari rumah sakit. Dua kali. 

Telepon yang pertama memberitahukan jadwal CT scan jam sebelas, dan menyuruh besok pagi  datang ke poli untuk mengambil surat pengantar.

Telepon yang kedua menanyakan hasil lab ureum dan kreatinin.
"Belum diambil hasilnya, sus."
"Ibu sudah lab?"
"Sudah."
"Dimana?"
"Di Telogorejo."
"Belum, Ibu. Tadi Ibu tidak cek ureum dan kreatininin."
"Sudah kok, sus. Aku sudah bilang tadi minta cek ureum dan kratinin."
"Kapan?
"Tadi sama dokter Dwi. Masa belum?"
Seingatku di surat pengantar lab juga sudah dicentang untuk lab ureum dan kreatinin.
"Kalau begitu, ibu besok harus datang lebih awal. Jam sembilan."
"Baik."

-o0o-

Paginya, kakiku masih sakit sekali. Kami berangkat ke rumah sakit naik Grab. Jam sembilan kami sudah tiba di poli. Setelah memberitahukan kehadiranku ke suster tak berapa lama suster memanggil.

"Ibu Anissa bisa langsung ke radiologi saja, nanti suratnya kami susulkan."

Dalam perjalanan ke radiologi kami sekalian mengambil hasil lab dan rapid test juga hasil ronsen di radiologi.

HbsAg negatif, HIV negatif, PCV negatif, Ureum dan kreatinin bintang bintang seperti biasa, rapid test juga non reaktif dan hasil ronsen mengecewakan, selain kardiomegali(seperti yang aku sudah tau), juga efusi pleura alias paru terendam cairan serta Bronkhitis!

Aku jadi ingat percakapanku dengan mbak Alma yang sudah transplan tentang dokternya yang menyarankan untuk segera transplan mumpung organ lain masih bagus. Juga postingan seseteman di grup HD yang bilang ditegur dokternya kenapa suka merusak organ tubuh yang berpasang-pasangan karena merokok. 

Aku berdoa dan berdoa minta kesembuhan. Ginjalku sudah rusak, jantung juga sudah berefek, kali ini paru-paru juga terganggu... semoga Allah mengangkat penyakitku dan memberi kesembuhan yang tidak meninggalkan penderitaan.

-o0o-

Rabu, 21 Oktober 2020 

Jam sebelas tepat, setelah bertanya apa saja keluhanku sehingga harus CT scan, dan sekali lagi mengingatkan bahwa tindakan kali ini beresiko suster mengajakku masuk ke bagian CT scan. Setelah masuk ruangan dan berganti baju operasi, aku disuruh berbaring di mesin MRI yang seperti pesawat terbang itu.

"Mbak, ini kan dimasukkan obat kontras jadi nanti harus langsung HD."
"Iya, sus."
"Nanti HD nya jam 1."
"Iya."
"Sekarang kita pasang infus dulu ya."
"Iya."
"Bra-nya sudah dilepas kan?"
"Iya."
Setelah itu suster yang berjumlah tiga orang sibuk mempersiapkan infus dan obat kontras.

Tusuk pertama di bagian lengan bawah siku.
"Aduh bengkak," salah satu suster berkata,"maaf ya Ibu ini bengkak, kita tarik lagi dan pindah."
Lagi-lagi aku cuma bilang iya.

Tusuk kedua di atas jari-jari, bengkak. 
"Pembuluhnya kecil dan belak belok, padahal obatnya tidak seperti HD... HD kan pelan. Ini nanti obatnya cepat. Harus cari pembuluh yang besar."

"Mungkin karena kedinginan, jadi mengkeret, sus," aku mencoba bercanda karena suster sudah kelihatan tegang dan khawatir.

Tusuk ketiga di pergelangan tangan luar, bengkak.
"Harus cari yang paling nyaman. Kalau sampai gagal, obat tidak masuk harus diulang."

Tusuk keempat dekat yang ketiga, berhasil. 

Pemeriksaan pun dimulai. Kepalaku diikat. Lalu bed bergerak masuk ke mesin. Bunyinya seperti di dalam pesawat terbang. Aku bingung aku harus tutup mata atau buka mata. Kuputuskan untuk merem saja.

Terus terang aku takut, apalagi tahu tindakan ini beresiko.

"Diam, jangan menelan," kata mesin. Aku bahkan menahan nafas juga, tegang. 
"Selesai." Aku bernafas lagi.

Kukira selesai betulan. Ternyata proses ini diulang-ulang.

"Obat masuk." Suster memberitahuku.

Seketika rasa sakit mengisi pembuluh darahku. Seperti ditembak. Sakit sekali.

"Sakit, sus!" kataku lemah.

Suster jelas saja tidak bisa mendengar karena mereka berada di ruangan lain.

Kembali aku keluar masuk mesin, hingga selesai proses sekitar satu jam kemudian. Suster mulai mencopoti alat dari kepalaku, juga infus. Suster mengelus-elus tanganku yang penuh bengkak. Pembuluh yang bekas menyuntik obat tampak membesar sepanjang sepuluh senti.

"Biar kuoles trombopop dulu ya, semoga bengkak bengkaknya cepat pulih." Suster lalu mengaplikasikan gel dan setelah selesai aku pun ganti baju.

"Hasilnya diambil waktu kontrol ya," kata suster waktu aku keluar.

"Jangan lupa HD jam 1."

"Iya."
Akupun keluar dalam keadaan setengah demam. Menggigil karena kedinginan.

-o0o-

Aku dan adikku buru-buru mencari teh panas dan makan siang. Aku minum sebutir paracetamol. Lalu kami menuju ruang HD.

Beberapa suster mengenaliku. Aku memang pernah HD di situ setelah tindakan dengan dokter Donnie beberapa bulan yang lalu.

Setelah selang terpasang, HD dimulai, aku tayamum dan sholat. Lalu berdoa serta berterima kasih. Betapa berat perjuangan ikhtiarku sampai detik ini, namun betapa banyak kebaikan-kebaikan yang kudapatkan di rumah sakit ini, betapa Allah mempermudah urusanku. 

Allah mahaBaik.










Wednesday, August 26, 2020

#puisi ADA YANG RINDU

Ada yang rindu padaku
Aku tahu

Sejak pandemi mendera
kita belum pernah bertemu
Aku dengan kesibukanku
Dia dengan kesibukannya

Dia yang pernah menjadi hari-hariku
Aku mencintainya sungguh
Seperti Bulan mencintai Bumi
Setia dengan peredarannya
Selalu ada dimana dia berada

Aku mencintainya sangat
Seperti cinta matahari pada galaxy
menghidupi
menjadikannya pusat peredaran siang malamku
sumber senyum tawaku

dan ketika dunia disapa pandemi
cinta tenggelam
menjadi rindu tak berkesudahan

Bertemu pun tak bisa
Ingin menyapa namun tak kuasa

Kemarin,
Akhirnya dipertemukan
Aku melihat rindu di matanya
dan betapa aku merindukan suaranya
tawa dan pelukannya.

Ah, cinta tak pernah sederhana
diantara kita.

25 Agt 2020

Tuesday, June 9, 2020

#Puisi AKU DISINI TANPAMU

Saat Tuhan menciptakan cinta
Menghangatkan hati
Seperti mentari menyinari pagi

Kemudian kehilanganmu
Aku tersedu di ujung kenangan
Tak mampu menghadirkan lelaki
Penuh perhatian seperti engkau

Dengan segala drama yang ia tunjukkan,
Kau seharusnya untukku
Mengisi hari dengan rindu dan senyuman
Bukan dijadikan boneka mainan

Ah, tapi kau tak tahu
Kekasihmu yg bermuka dua
Mempermainkan hati anak orang
penuh luka dan kebencian

Aku ingin memberitahu kamu
Tapi tak akan ada gunanya
Lebih baik aku mundur
Suatu saat kau tahu sendiri

Friday, March 27, 2020

#puisi AKU MASIH RINDU

Tak peduli berapa kalipun meradang
Hati tak ingin mengakui
Kepergianmu meninggalkan ruang kosong
Yang entah kapan akan terisi lagi

Kau membawa senyumku pergi
Sedang, kerinduan masih tergambar disini
Resah menjadi jadi
Rasa terbuang, tak mampu menangisi

Di ujung malam kau menghilang
Menjadi debu bintang melebur menjadi fajar
Tinggallah kesepian menawarkan diri
Menjadi penggantimu

#puisi TANPAMU

Tanpamu
Duniaku kehilangan mentari
Mencabut senyumku di akar pagi
Menggenggam gundahku di malam hari

Kau sudah berjanji
Memperhatikanku setiap hari
Kini kau yang pergi
Aku terpaku di sini

Setelah tanpamu
Hari hari ku kembali sepi
Tak ada canda tawa
Dan kisah kisah yang kauceritakan
Sepanjang hari

Dan, tanpamu
Kesepian ini kian menjadi
Tak ada tempatku bersandar lagi

Monday, March 23, 2020

YOU DON'T LOOK SICK

YOU DONT LOOK SICK

Curhat ya, guys
kemaren ada yang komen di WA aku, orang katanya lagi sakit lagi HD kok tampil prima make up an segala malah kadang update selfi2, makan2, postingan jalan-jalan, dsb.Trus dia nyinyir bandingin dong orang sakit bla bla bla ...

Dikira sakit bohongan kali ya... 

Aku sebenarnya nggak mau nulis ini, tapi kalian mungkin perlu tahu. Gimana sih kondisi pasien #Gagalginjalkronis (GGK) yang menjalani terapi #cucidarah #hemodialisa #dialysis kayak aku? 

Guys,
#Gagalginjal memang permanen, ini bukan penyakit, tapi penurunan fungsi ginjal, untuk stadium 5 kayak aku ginjal dah soak dua-duanya, (yes, manusia punya 2 ginjal) fungsi dah sekitar di bawah 15% aja. Artinya, air yang tiap hari kuminum dan racun dah ga bisa keluar secara alami lewat urine alias pipis alias BAK, muter lagi di tubuh, air dan racun ini yang bikin mukaku kadang bengkak dan keluhan lain yg sering kutulis. 
Jadi, fungsi ginjal utk mengeluarkan racun dalam darah digantikan oleh mesin. 

Makanya 2 x seminggu harus ke RS untuk cuci darah. Pengobatannya RAWAT JALAN jadi bener sering keluar masuk RS, SELAIN ITU AKTIFITASKU MASIH NORMAL.

OTAK NORMAL, TANGAN NORMAL, KAKI NORMAL, ORGAN LAIN NORMAL, BICARA NORMAL. (Sory nge-gass... aku agak kesel...)

FYI tiap hari aku masih kerja. Kerjaku juga bukan di belakang meja, tapi sering ke pelosok pelosok desa ketemu orang banyak. Ga usah disebutin lah kerja sama siapa. Jadi wajar dong dandan...

NGGAK PENTING BGT ADA YG KOMEN SOAL INI SAMPE SEGITUNYA. 

Tiap senin kamis, sesibuk apapun aku jam 13.00 WIB teng harus sampe rumah sakit utk cuci darah. Nggak enak, guys. Tapi ini wajib kalo mau tetep hidup normal. Selamanyanya, Seumur hidup, kecuali kalau mau ganti ginjalnya, transplantasi. Ini ginjal ciptaan Allah, guys. Ga ada spare part-nya. Kecuali ambil dari tubuh orang lain.

Lagian seminggu ada 7 hari, buat HD cuma 2 hari aja, itupun siang, emangnya selain itu aku kudu rebahan aja?

So, doakan saja aku tetep semangat. Allah yang tahu berapa panjang umurku, jadi selama masih bisa bernafas semoga aku masih bisa berkegiatan yang manfaat.

You just never see the lowest point of my life sebelum ngatain. 😪😪😪 makanya banyak-banyak minum Aqu*a

Saturday, March 21, 2020

#puisi HILANGNYA PUISI

Hati,
Taukah ia akan hilangnya puisi
Yang kugubah di bawah bantal
Saat malam menjemput pagi

Puisi yang kutulis
Tentang lelaki yang menemaniku
Di titik terendahku
Bagai detak jantungku sendiri

Puisipuisi terserak
Tak mampu kukirimkan 
Hati melara, ia jatuh cinta

Di simpang jalan kuberdiri
Mendekap puisi terakhir tentang patah hati
Dan melepasnya pergi
Bersama rasa, ia hilang 
Terbang tinggi

Di kedalaman jiwa
Aku mencoba menguntai rasa
Agar menjadi biasa saja

Sunday, March 15, 2020

#puisi Ilfeel

Akhirnya
Tuhan meredakan rasa
Yang kemarin begitu menyiksa

Aku masih padamu
Tuhan tahu itu
Menyayangimu
Menantikan pertemuanku dan dirimu
Namun, Ia hapuskan cinta
Agar aku tak lagi menderita

Jangan berubah
Jadilah kau seperti biasa
Yang aku suka

Friday, March 6, 2020

#Puisi CINTA SEGITIGA

Aku ingin menulis lagi
Sebuah cerita
Tentang cinta segitiga
Dimana,
Aku mencintaimu
Kau mencintainya

Aku sudah berusaha melupakan
Malam-malam kita bersama
Menganggapnya tak ada

Aku pun sudah
Melepasmu dari hatiku
Tapi 
Perih ini punya cerita
Tak mau pergi
Dan menjadi luka

Kenapa tak tinggalkan aku saja
Lepaskan genggamanmu
Hingga dapat kulupakan senyummu

Di simpang jalan,
Aku menuruti halu
Menikmati siksaan rindu
Menuntutmu selalu ada untukku
Walau hatimu untuk dia.

Iya, dia.

Tuesday, February 25, 2020

#puisi UNTUK DIA

Sempat terpikir untuk meninggalkan
Sebatas pikiran
Nyatanya
Rindu itu datang

Raga tak lagi penting untuk bertemu
Bukan alasan ini rasa tumbuh, bukan 
Entah sampai kapan

Akan berakhir seiring waktu
Perlahan namun pasti
Kau sudah memulai
Aku bisa rasakan, akan segera kau tinggalkan

Kita sampai pada titik jenuh
Tak lagi merindu
Jika tiba saatnya
Aku siap
Jika kau tak menengok lagi

26220, 12:00
Majalengka

Monday, February 24, 2020

#puisi Hey, YOU

You just don't know
How hurt I am
Running back and forth
Trying to reach your heart
But you shut it down

You said you loved me
Then you throw me
To the ground

My heart shattered in pieces
Don't you know it

You hurt me
But my love for you too strong
To back out
So, love
I'm here
And still be here

Wednesday, February 19, 2020

#puisi DIAM

Aku tidak mampu menahan diri
Rindu ini menyesakkan
Ada keinginan untuk melepaskan
Tetapi hati tidak mau kehilangan

Doakan kebaikanku
Jika kau pun merasa rindu
Karena kau mesti pahami
Cinta terbaik
Adalah diam,
Namun saling mendoakan

Semarang, 18 Feb 20. 12:21

#puisi TERSERAH

Kau tahukah...

Aku tidak berencana untuk jatuh cinta
Kau menyodorkannya ke hadapanku
Dengan tangan terbuka

Lalu sekejap rasa itu hilang
Seperti tak pernah singgah 
Sedangkan aku masih memilah rindu
Yang mengiris-iris hatiku

Terserah, apa maumu

Sunday, February 16, 2020

#Puisi SETUMPUK RINDU DAN GERIMIS KOTAMU

Pujaan hatiku,
Aku rindu,
Seperti rindunya tanah pada gerimis
Dan udara laut di sekitarmu

Aku rindu,
Seperti jejak kita di bakau
Dirindukan bangau
Bersautan
Bertasbih 
Bertukar mimpi

Aku rindu,
Menumpuk
Dari terbitnya matahari
Hingga ke malam
Saat mimpi melenakan

Aku rindu,
Kotamu yang berbau matahari
Seperti kenangan
Sebelum kita terbawa perasaan

Aku rindu,
Kamu
Pujaan hatiku

Thursday, February 13, 2020

#PUISI DUA MALAM

Kau disana,
Ingatkan ketika usai hujan, suhu meluruh, berjalan menuju saksi peradaban. Bintang dan bulan mengikuti, dari atas telaga, langit berjelaga. Kita bertiga.

Lalu, laksana sahabat, menikmati hidangan penuh tawa canda. Tak terlupakan, sedikit demi sedikit menjadi rasa. Bahagia. Karena kisah ini ada.

Di atas pembaringan, mengalir cerita, mengisi udara hingga pagi. Dan pergi menyongsong mentari.

Hingga dua malam, mereguk keindahan surga, lewat mimpi mimpi... tak ingin terpisahkan lagi.

Wednesday, February 12, 2020

#puisi PUISI SECANGKIR KOPI

Secangkir kopi, Setangkai puisi. Didesak oleh nadi yang berdenyut, mengaliri nuansa langit mahabaik. Panas di lidah... membakar malammu dengan gairah.

Ada doa doa naik ke langit, bersama resah yang bertaburkan payah. Rindu tidak ada di situ. Kaki pun tak mampu melangkah. Kenangan yang berhenti, tepat di detik hadirmu, kala langkah goyah, penuh sumpah serapah

Ini belum sampai pada titik. Seperti bayang bulan di cangkirmu, serta kelip lampu memperdaya kantukku, menjadi gelisah. Birahi merayu, kita kalah.

Setajam puisi dalam cangkir kopimu, membawa perasaan terlena, diamuk resah. Dari pagi hingga pagi lagi. Dan kita; berdansa di bibir cangkir.

Laju bus malam membawaku pulang. Meninggalkan rindu di kisi jendela bertabur cahaya ibukota. Seperti laju cahaya membawamu datang lalu pulang. Sisakan gigil, hujan di negeri kayangan, lelah di antah berantah.

Secangkir kopi ciptakan puisi, tentang derita, setengah mati dan baitbait cinta tulus tak bernama. Kukunyah rasa rindu, terlalu nyaman untuk tak didambakan.

Puisi di dalam cangkir kopimu berusaha ingatkan kau, jangan minum lagi. Kita berdansa saja. Dansa lagu cinta.

Pwcg, 10 Februari 2020

Monday, February 10, 2020

#Puisi RINDU INI BERBEDA

Di tengah lekuk liku sepi
Kerinduan ini memanggil
Kembali pada kehaqiqian
Perasaan terbawa
: siang dan malam

Berada pada satu titik
Perasaan terganggu
Ketiadaanmu
: kau disitu,
Ingatkah padaku

Waktu mengalihkan
Yang lama dengan yang baru
Aku di rumput padang savana
Berlari kesana kemari
Menerjang angin
: bisikkan cinta
Teriakkan rasa


Kamu berbeda
Rasa ini berbeda
Rindu ini beda


Sikunir, 2 Feb 2020


Friday, January 31, 2020

#puisi I'M FALLING

Aku rindu. Gelisahnya bagai mantra. Wajahmu mengganggu pagi dan malamku. Ada sekelumit kisah dalam hariku yang tak akan kubiarkan terbaca oleh siapapun karena rindu ini sah.

Ada seribu satu rasa tak biasa. Aku memilahnya menjadi rahasia demi rahasia mungkin kau tak perlu tahu.

Di lorong waktu demi waktu, aku melihat hatiku bercahaya seakan hadirmu untukku luar biasa. Kau selalu ada untukku, tanpa payah aku meminta. Rasa ini masih baru, dipupuk oleh waktu. 

Dan aku terjatuh, seperti terdorong kedalam lautan rasa, menyatu dengan pagi dan rintik hujan sore hari. Mengalir dalam nadiku.

Getarnya kuartikan cinta.

Kemayoran, 29 Januari 2020


Wednesday, January 15, 2020

#puisi REDUP

Di tepian hujan, kabut menyeru
Selaksa perjalanan mengiring
Doa doa dihempaskan ke langit
Meluas menjadi udara

Semesta hanya sepergalah pandang
Rasa masih berkuasa
Kerinduan yang kita tinggal
Menderu, menghantam dada tanpa ampun

Di tepian mata, ada puisi
Masih terasa sakitnya seperti tusukan belati
Tatapan matamu yang membiarkanku pergi
Aku meluruh ; redup

Miss you, 15120

Saturday, January 11, 2020

#puisi My Heart

Jika jantungku berhenti berdetak
Kau akan kehilangan satu cinta 
Yang mendoakan kesejahteraanmu
Setiap hari

Jika jantungku berhenti berdetak
Kau akan kehilangan 
Orang yang menjaga sholatmu
Setiap waktu

Jika jantungku berhenti berdetak
Kau kehilangan aku
Dan seluruh eksistensiku
Di muka bumi

Lalu,
Aku akan menjadi debu di jagad raya
Terbang bersama bintang-bintang
Menjadi rindu di jantungmu


Selamat tahun baru 2020