About Me

About Me
Writer, Pengelola Rumah Baca Istana Rumbia, Staff redaksi Tabloid Taman Plaza, Admin Yayasan CENDOL Universal Nikko (Koordinator bedah cerpen OCK), perias dan Make-up artist PELANGI Asosiasi Entertainment, Crew Wonosobo Costume Carnival dan Crew 'A' Event Organizer (Multazam Network), pernah bekerja di Hongkong dan Singapura. Cerpenis Terbaik VOI RRI 2011, dan diundang untuk Upacara HUT RI ke 66 di Istana Negara bersama Presiden RI. BMI Teladan yang mengikuti Sidang Paripurna DPR RI 2011 dan menjadi tamu Ketua DPD RI. Dinobatkan sebagai Pahlawan Devisa Penulis Cerpen BNP2TKI Tahun 2011. Pemuda Pelopor Dinas Pendidikan, pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah kategori Seni-Budaya Tahun 2012. Menyukai langit, stasiun kereta, dan warna biru. Salah satu penulis Undangan Event Ubud Writers and Readers Festival 2011 di Ubud, Bali. Dapat dihubungi via Email FB/YM : Nessa_kartika@yahoo.com.

Tuesday, February 25, 2020

#puisi UNTUK DIA

Sempat terpikir untuk meninggalkan
Sebatas pikiran
Nyatanya
Rindu itu datang

Raga tak lagi penting untuk bertemu
Bukan alasan ini rasa tumbuh, bukan 
Entah sampai kapan

Akan berakhir seiring waktu
Perlahan namun pasti
Kau sudah memulai
Aku bisa rasakan, akan segera kau tinggalkan

Kita sampai pada titik jenuh
Tak lagi merindu
Jika tiba saatnya
Aku siap
Jika kau tak menengok lagi

26220, 12:00
Majalengka

Monday, February 24, 2020

#puisi Hey, YOU

You just don't know
How hurt I am
Running back and forth
Trying to reach your heart
But you shut it down

You said you loved me
Then you throw me
To the ground

My heart shattered in pieces
Don't you know it

You hurt me
But my love for you too strong
To back out
So, love
I'm here
And still be here

Wednesday, February 19, 2020

#puisi DIAM

Aku tidak mampu menahan diri
Rindu ini menyesakkan
Ada keinginan untuk melepaskan
Tetapi hati tidak mau kehilangan

Doakan kebaikanku
Jika kau pun merasa rindu
Karena kau mesti pahami
Cinta terbaik
Adalah diam,
Namun saling mendoakan

Semarang, 18 Feb 20. 12:21

#puisi TERSERAH

Kau tahukah...

Aku tidak berencana untuk jatuh cinta
Kau menyodorkannya ke hadapanku
Dengan tangan terbuka

Lalu sekejap rasa itu hilang
Seperti tak pernah singgah 
Sedangkan aku masih memilah rindu
Yang mengiris-iris hatiku

Terserah, apa maumu

Sunday, February 16, 2020

#Puisi SETUMPUK RINDU DAN GERIMIS KOTAMU

Pujaan hatiku,
Aku rindu,
Seperti rindunya tanah pada gerimis
Dan udara laut di sekitarmu

Aku rindu,
Seperti jejak kita di bakau
Dirindukan bangau
Bersautan
Bertasbih 
Bertukar mimpi

Aku rindu,
Menumpuk
Dari terbitnya matahari
Hingga ke malam
Saat mimpi melenakan

Aku rindu,
Kotamu yang berbau matahari
Seperti kenangan
Sebelum kita terbawa perasaan

Aku rindu,
Kamu
Pujaan hatiku

Thursday, February 13, 2020

#PUISI DUA MALAM

Kau disana,
Ingatkan ketika usai hujan, suhu meluruh, berjalan menuju saksi peradaban. Bintang dan bulan mengikuti, dari atas telaga, langit berjelaga. Kita bertiga.

Lalu, laksana sahabat, menikmati hidangan penuh tawa canda. Tak terlupakan, sedikit demi sedikit menjadi rasa. Bahagia. Karena kisah ini ada.

Di atas pembaringan, mengalir cerita, mengisi udara hingga pagi. Dan pergi menyongsong mentari.

Hingga dua malam, mereguk keindahan surga, lewat mimpi mimpi... tak ingin terpisahkan lagi.

Wednesday, February 12, 2020

#puisi PUISI SECANGKIR KOPI

Secangkir kopi, Setangkai puisi. Didesak oleh nadi yang berdenyut, mengaliri nuansa langit mahabaik. Panas di lidah... membakar malammu dengan gairah.

Ada doa doa naik ke langit, bersama resah yang bertaburkan payah. Rindu tidak ada di situ. Kaki pun tak mampu melangkah. Kenangan yang berhenti, tepat di detik hadirmu, kala langkah goyah, penuh sumpah serapah

Ini belum sampai pada titik. Seperti bayang bulan di cangkirmu, serta kelip lampu memperdaya kantukku, menjadi gelisah. Birahi merayu, kita kalah.

Setajam puisi dalam cangkir kopimu, membawa perasaan terlena, diamuk resah. Dari pagi hingga pagi lagi. Dan kita; berdansa di bibir cangkir.

Laju bus malam membawaku pulang. Meninggalkan rindu di kisi jendela bertabur cahaya ibukota. Seperti laju cahaya membawamu datang lalu pulang. Sisakan gigil, hujan di negeri kayangan, lelah di antah berantah.

Secangkir kopi ciptakan puisi, tentang derita, setengah mati dan baitbait cinta tulus tak bernama. Kukunyah rasa rindu, terlalu nyaman untuk tak didambakan.

Puisi di dalam cangkir kopimu berusaha ingatkan kau, jangan minum lagi. Kita berdansa saja. Dansa lagu cinta.

Pwcg, 10 Februari 2020

Monday, February 10, 2020

#Puisi RINDU INI BERBEDA

Di tengah lekuk liku sepi
Kerinduan ini memanggil
Kembali pada kehaqiqian
Perasaan terbawa
: siang dan malam

Berada pada satu titik
Perasaan terganggu
Ketiadaanmu
: kau disitu,
Ingatkah padaku

Waktu mengalihkan
Yang lama dengan yang baru
Aku di rumput padang savana
Berlari kesana kemari
Menerjang angin
: bisikkan cinta
Teriakkan rasa


Kamu berbeda
Rasa ini berbeda
Rindu ini beda


Sikunir, 2 Feb 2020