About Me

About Me
Writer, Pengelola Rumah Baca Istana Rumbia, Staff redaksi Tabloid Taman Plaza, Admin Yayasan CENDOL Universal Nikko (Koordinator bedah cerpen OCK), perias dan Make-up artist PELANGI Asosiasi Entertainment, Crew Wonosobo Costume Carnival dan Crew 'A' Event Organizer (Multazam Network), pernah bekerja di Hongkong dan Singapura. Cerpenis Terbaik VOI RRI 2011, dan diundang untuk Upacara HUT RI ke 66 di Istana Negara bersama Presiden RI. BMI Teladan yang mengikuti Sidang Paripurna DPR RI 2011 dan menjadi tamu Ketua DPD RI. Dinobatkan sebagai Pahlawan Devisa Penulis Cerpen BNP2TKI Tahun 2011. Pemuda Pelopor Dinas Pendidikan, pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah kategori Seni-Budaya Tahun 2012. Menyukai langit, stasiun kereta, dan warna biru. Salah satu penulis Undangan Event Ubud Writers and Readers Festival 2011 di Ubud, Bali. Dapat dihubungi via Email FB/YM : Nessa_kartika@yahoo.com.

Tuesday, October 26, 2010

Ini Tentang Aku

tentang hidup, tentang duniaku

nggak ada org yg ingin hidup seperti aku
nggak juga aku ingin seperti kamu.
aku ingin jadi diri sendiri
menjalani rindu dan melewati ujian kesabaran...

dan yg bisa melengkapi nilai untukku
hanyalah kawan dan musuhku

jadi,
apa yg kau pilih?
menjadi kawan
atau menjadi musuh? 


Aku pasti merindukan-Mu

Aku pasti merindukan-Mu
menanti saat-saat milik kita
dalam kembaraku

Kau hanya Satu
pun tak harus memilih
waktu tak terhingga
pun harus mengejarnya
karena
Aku berbicara tentang rindu
yang tak pernah kering
pada-Mu…
menyiksaku dengan angan-angan
yang tak mampu kuhindari
dan selalu memaksaku
Hadirkan-Mu


 

Saturday, October 23, 2010

Pengantin Bukan Pengantin

Dewi tak pernah menceritakan hal ini pada mama dan bapaknya, tak ingin menyinggung hati mereka. Tak jua pada suaminya yang begitu setia, menjadi imam keluarganya selama tujuh tahun ini.

Mama Dewi, Ia ingin jadi pengantin. Bukan karena Ia belum menikah, namun karena banyak hal yang disesalinya di hari pernikahannya.

Bapak Dewi, Ia ingin jadi pengantin, Bukannya ia tak mengakui statusnya sebagai istri, namun karena saat ia menjadi pengantin, banyak hal yang ia tak alami seperti pengantin-pengantin yang lain.

Ingin Dewi katakan pada suaminya, Ia ingin menjadi pengantin. Ia pernah ingin mengenakan pakaian cantik, kebaya putih? baju berenda penuh pernak pernik? kerudung putih panjang indah? mahkota kecil di jilbabnya berhias bunga melati... ah, tak ketinggalan...  lagu sholawat atau gending jawa, 'ning-nong-ning-gung... ning-nong-ning-gung...' mengiringi pesta dimana ia dan suaminya  berdua duduk dengan anggunnya bak raja dan ratu sehari, didandani secantik nyi roro kidul bersanding di pelaminan disaksikan berlusin tamu undangan.

Setiap ia melihat pengantin lain, ia hanya bisa iri dan nyeri, hanya bisa menyesal. pengantinnya bukan pengantin,  karena pengantinnya tak ada gaun pengantin, tak ada foto-foto indah yang bisa dipajang di gubuk mereka, tak ada cincin kawin melingkar di jari mereka berdua yang bisa dibawanya kemana-mana dan bisa ia tunjukan pada dunia bahwa ia telah menikah. Dan diantara semua nyeri hati itu, Di hari pengantinnya Tak ada Mama!

Ah, namun impian tinggal impian, Dewi memang pengantin yang bukan pengantin. Namun ia tetaplah pengantin.

kategori : 222 kata


Pengantin Bukan Pengantin

Sinopsis Kolaborasi Cinta ___ Yang Tak Kan Berakhir ___ By. Karenina (Karin & Nessa)

(Di pagi yang dingin dan beku)
(Tak banyak hal yang ingin dikatakan) 
(Tentang hal-hal yang tertangkap di otaku) 
(Saat fajar menyingsing dan pesawatku terbang menjauh)
(Dengan berbagai pikiranku) 
(Dan aku ingin disana ketika engkau turun)
(Dan aku ingin disana ketika kau memijak tanah)

(Persetan dengan keadaan dan permainan yang kumainkan) 
(Dengan banyak hal dalam pikiranku)
(Persetan dengan Pendidikanku ku tetap tak temukan kata yang tepat)
(Tentang banyak hal di pikiranku)
(Apa  yang terjadi dengan kau dan aku?)
(Seolah kita tahu bagaimana untuk menunjukan)
(Perasaan Yang Salah)

(Jadi jangan pergi)
(Katakan yang ingin kau katakan)
(Tapi katakan kau akan tetap disini)
(selamanya dan setiap hari selama hidupku)
(Karena aku butuh sedikit lagi waktu)
(Ya aku butuh waktu)
(Hanya untuk memperbaiki keadaan)

(Jangan Pergi. Oasis)

---

“Apa?!!! Apa kamu sudah pikir matang-matang untuk menjadikan dia sebagai orang yang special buat mengisi hatimu? Apa kamu sudah selidiki siapa dia sebenarnya? Sudah berapa kali kalian bertemu? Apakah kamu tahu silsilah dan latar belakang keluarganya?”

Pertanyaan Bimo yang beruntun membuat Gea mengernyitkan kening dan menangkap sesuatu seolah ada yang di sembunyikan oleh Bimo.

Raka terdiam.

Ia memang suka wanita cantik. Tapi ia punya alasan untuk bersikap dan menjadi seperti ini. Kepahitan masa lalu yang hanya Ia dan beberapa teman paling dekatnya yang tahu. Gea belum tahu.

Gea larut dalam seduhan hangatnya sebuah harapan. Tapi jauh disisi hatinya yang lain dia seperti terpuruk menghitung setiap detik nafasnya yang tercekat oleh sesaknya rasa kehilangan seseorang. Dia seperti sedang terluka dari indahnya saujana yang menikamnya ketika dia sedang berdiri menikmati kebahagiaan.

“Semua yang pernah Gea ceritakan sama mas itu benar. Kisah dan dan kronologisnya semua benar, hanya saja yang Gea tutupin adalah status Gea" Kata Gea sebelum Raka menanyakannya.

Raka memang kaget, namun entah kenapa hal itu tak melukainya. Hanya saja hal lain ingin ditanyakannya.

Raka mendengar suara Gea gemetar, Raka yakin di seberang sana Gea menangis.

Entah kenapa hati Raka terasa teriris.

Raka tak suka mendengar Gea menangis, Raka tak ingin membuat Gea menangis.

---

Eits... Jangan menangis dulu, Ini hanya sinopsis untuk
LOMBA MENULIS UNSA TERBARU : "KOLABORASI CINTA"
yang ditulis oleh duo sahabat
KARENINA
(Karina Maulana dan Nessa Kartika) 



Yang Tak Kan Berakhir

Info lomba :

http://www.facebook.com/nessa.kartika/posts/126678024052932?ref=notif&notif_t=feed_comment#!/note.php?note_id=442387012882

Batas  lomba : 15 Okt – 3 November 2010.


http://www.facebook.com/notes/karin-maulana/sinopsis-novelet-kolaborasi-cinta-duo-sahabat-karenina-karina-maulana-nessa-kart/448766694382

Hanya Untuk Cinta

Cinta, hari ini kuawali hari dengan segelas kopi pahit yang kutau tak akan berasa lagi di lidahku. Aku tahu mendung di langit hanya berjanji, saat hari merangkak, aku yakin matahari hanya akan semakin meninggi. Disini, aku hanya menanti waktu berlalu. Satu persatu, kuselesaikan pekerjaanku, Semakin lama makin tak sabar ingin kutarikan mataku di sini, di ruang rindu, satu-satunya tempat ku dapat berjumpa denganmu, menunggu saat kudapat melihatmu adalah siksa-siksa.

Hariku kelabu, bukan karena mendung itu, tapi karena masa masa lalu yang mengganggu. Tak pernah membiarkan aku menikmati hadirmu. Tahun demi tahun yang kurasa hanya sejuta rindu menikam, Entah sampai kapan. meski kenyataannya hanya terpisah satu dinding berjeruji besi.

Cinta, Aku masih berusaha menutup pikiranku, aku tak ingin pekerjaanku semakin melambat karena otakku lebih sibuk memikirkan engkau disana. Bukannya aku tak ingin memikirkanmu, namun, semakin cepat selesai kerjaku, semakin cepat aku bisa berada disana, menanti hadirmu...
ah... bukan orang yang hadir, hanya sekilas pandang pelepas rindu, membuat kerinduan kian terasa, namun selain itu, aku bisa apa?

Engkau mungkin  memahami rasa hati ini, karena takdir tak kita berbeda. Mungkin juga selalu kau mengetahuinya, namun kau tak ingin mengatakan apa-apa karena kamu tahu dunia kita tak berbeda. Yang kita rasakan tak perlu kita ucapkan. Yang kuinginkan hanya melihatmu, memandangmu saat kau akan ada disana. merasakan tanah di bumi yang sama, menghirup udara di langit yang sama. Tuhan masih adil pada kita, membiarkan kita menjalani hidup di tempat yang sama. Tempat yang sama tapi berbeda.

Aku tau aku menyia-nyiakan waktu, namun yang kutahu adalah bahwa kamu tak tahu. dan aku hanya ingin kamu tak pernah tahu.
Kutatap jam dinding di atas ruang temu, satu menit... satu menit lagi kamu akan lewat, menyiram rinduku dari balik terali hukum yang menjeratku. Sesalku hanya satu, andai hari itu tak kuajak engkau membunuh suamiku.