Chinta ...
Di kepalaku pagi ini masih tentang kamu, waktu yang hilang dan kita yang dipermainkan kesempatan.
Menanti Matahari kucoba merentangkan jemari, menghitung jarak yang terlalu maya.
Mengartikan untaian kata yang tak terbaca
Ah ...
Bukankah kita selalu ada, hanya saja kita tidak bersama?
Bukankah kita bersama, hanya saja tak dirasa.
Tak mampu dan tak ingin menunjukkannya pada dunia.
Bulan akan perlihatkan di mana letak gugusan bintang yang menjadi tempat sejati insan-insan patah hati
; yang terperangkap oleh misteri
Seperti waktu yang tak ungkapkan kapan bisa kembali saling memiliki
karena rahasia tercipta untuk kita lebih baik tak mengetahuinya...
Chinta, lebih baik kita mempercayainya.
| Di bawah puing-puing janji jembatan pelangi.
Semarang - Yogyakarta, 29 April 2012
No comments:
Post a Comment