About Me

About Me
Writer, Pengelola Rumah Baca Istana Rumbia, Staff redaksi Tabloid Taman Plaza, Admin Yayasan CENDOL Universal Nikko (Koordinator bedah cerpen OCK), perias dan Make-up artist PELANGI Asosiasi Entertainment, Crew Wonosobo Costume Carnival dan Crew 'A' Event Organizer (Multazam Network), pernah bekerja di Hongkong dan Singapura. Cerpenis Terbaik VOI RRI 2011, dan diundang untuk Upacara HUT RI ke 66 di Istana Negara bersama Presiden RI. BMI Teladan yang mengikuti Sidang Paripurna DPR RI 2011 dan menjadi tamu Ketua DPD RI. Dinobatkan sebagai Pahlawan Devisa Penulis Cerpen BNP2TKI Tahun 2011. Pemuda Pelopor Dinas Pendidikan, pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah kategori Seni-Budaya Tahun 2012. Menyukai langit, stasiun kereta, dan warna biru. Salah satu penulis Undangan Event Ubud Writers and Readers Festival 2011 di Ubud, Bali. Dapat dihubungi via Email FB/YM : Nessa_kartika@yahoo.com.

Wednesday, December 29, 2010

[CURHAT] TERTIPU TEMAN SE KAMPUNG HALAMAN




Keki juga kalo inget pas ketipu dan gimana usaha kita buat dapetin balik hak kita yang sudah tertipu si Ular berbisa. Tapi demi BMI, kuceritakan semuanya. Agar nggak ada teman lain, terutama Buruh Migran Indonesia (BMI) yang ketipu oleh temannya sesama BMI. Apalagi yang se kampung halaman… Inget aja… Meski se kampung halaman, bukan berarti bisa dipercaya.

Tahun-tahun awal aku di Singapura. Aku kenal sama yang namanya Eni. Anak wonosobo juga. Dari desa Andongsili. Suaminya bernama Imsoni, seorang sopir angkot. Bahkan bapaknya adalah teman bapakku juga. Sebagai teman se kampong halaman, jelas aja kami langsung akrab satu sama lain. Udah kayak sodara. Ada cerita apa aja selalu kami bagi. Jadi kami mengerti kesulitan kami satu sama lain.

Suatu ketika Eni bercerita padaku tentang kakaknya, Edwin, yang sedang butuh uang untuk biaya pemberangkatannya ke Malaysia, “Ness… aku belum gajian. Kalo kamu ada, pinjami dulu $300 aku kirim ke Edwin. Kasian Edwin… Nanti sebulan juga dia udah bisa balikin.” Kata Eni. “Insyaallah, sebelum bulan puasa udah kubalikin.”

Tanpa pikir panjang, terdorong rasa persaudaraan ku dengan Eni, aku meminjami uang gajiku yg saat itu sebenarnya aku juga butuh. Karena mendekati lebaran, siapa sih yang nggak butuh uang?? Tapi karena dijanjikan segera dipulangin. Aku pun tak mau dibilang tak setia kawan.

Saat akhirnya bulan puasa tiba, ku tega-tegakan untuk menagih. Karena serius, aku juga butuh dikirim untuk berlebaran orang rumah.

“Aku sudah suruh Imsoni, kirim ke BCA mu kok… Cek aja.” Jawab Eni.

Tapi anehnya, berkali-kali aku mengecek klikBCA ku tak ada laporan uang masuk sama sekali. Berkali-kali pula aku pertanyakan lagi pada Eni. Selalu dijawabnya dia akan menanyakannya pada suaminya.

Dalamnya rasa percaya membuatku tenang-tenang saja. Sampai beberapa bulan kemudian tiba-tiba Eni menghilang tanpa jejak. Nomer hapenya tak bisa dihubungi. Kawan-kawan yang rumahnya dekat dengan Eni juga tak tahu keberadaannya. Malah, beberapa dari mereka juga tertipu ratusan dolar. Termasuk majikan Eni yang kehilangan uang dan barang-barang berharga mereka.

Sebagai BMI yang terkurung di tempat kerja, aku tak bisa mencari Eni dengan leluasa. Jadi terpaksa, aku menyuruh suami untuk datang ke rumah Eni saja untuk mengambil bukti transfer.

Tapi tak disangka, suami Eni ternyata tak tahu menahu tentang hal ini. “Sumpah Demi Allah, Mas… Istri saya tak ngirim uang untuk nyarutang kok…” Katanya pada suamiku. Bahkan berkali-kali suamiku menemuinya tetap saja Imsoni menjawab dengan sumpah yang sama. Eni belum/tidak kirim.

Suami yang kecelik dan malu setengah mati jadi kebingungan. Dia marah-marah. “Jangan lagi pinjam-pinjamkan uang pada teman kamu! Teman kamu penipu.” Kata Suami berang.

Aku, hanya bisa mengedikan bahu. Apa boleh buat… Namanya juga teman se kampong halaman yang sama-sama merantau di negri orang. Prinsip kami ‘Siapa punya, pake dulu’. Kalo ada teman butuh kok nggak dikasih pinjam… Takutnya, waktu aku butuh, tak ada teman yang mau kasih pinjaman. Kenyataan.

Dan sampai kini, bertahun-tahun setelah aku meminjaminya uang. Eni masih menghilang. Aku di sini gigit jari. Siapa yang menipu kami? Eni? Imsoni? Atau kong kalikong sepasang suami-istri ini?

Meski teman se kampung halaman ternyata tak berarti bisa dipercaya. Yang jelas, lain kali… Sory, Jek… Aku tak akan tertipu lagi.

***



aq n eny

No comments:

Post a Comment