About Me

About Me
Writer, Pengelola Rumah Baca Istana Rumbia, Staff redaksi Tabloid Taman Plaza, Admin Yayasan CENDOL Universal Nikko (Koordinator bedah cerpen OCK), perias dan Make-up artist PELANGI Asosiasi Entertainment, Crew Wonosobo Costume Carnival dan Crew 'A' Event Organizer (Multazam Network), pernah bekerja di Hongkong dan Singapura. Cerpenis Terbaik VOI RRI 2011, dan diundang untuk Upacara HUT RI ke 66 di Istana Negara bersama Presiden RI. BMI Teladan yang mengikuti Sidang Paripurna DPR RI 2011 dan menjadi tamu Ketua DPD RI. Dinobatkan sebagai Pahlawan Devisa Penulis Cerpen BNP2TKI Tahun 2011. Pemuda Pelopor Dinas Pendidikan, pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah kategori Seni-Budaya Tahun 2012. Menyukai langit, stasiun kereta, dan warna biru. Salah satu penulis Undangan Event Ubud Writers and Readers Festival 2011 di Ubud, Bali. Dapat dihubungi via Email FB/YM : Nessa_kartika@yahoo.com.

Saturday, February 19, 2011

[ARTIKEL RADAR KEDU] Tak Ingin Sekedar "Babu", Sering Menang Lomba.



Melakukan wawancara dengan Anissa dibutuhkan kesabaran. Maklum, ia tengah bekerja berada di negeri jiran, Singapura. Tidak banyak waktu longgarnya. Komunikasi dengan penulis dilakukan melalui pesan di jejaring sosial.

Perempuan yang berasal dari dukuh Pasunten Desa Lipursari Kec Leksono Kab Wonosobo itu awalnya adalah TKI di Hongkong. Pada tahun 2003, ia berangkat ke Negara tersebut melalui sebuah PJTKI. Setelah tiga bulan di penampungan Cengkareng, Jakarta, ia berangkat bulan agustus.

“Tetapi baru kerja 15 bulan, tepatnya bulan mei 2004, saya minta pulang. Karena bos saya usahanya bangkrut sehingga stress dan sering mukulin istrinya dan saya,” terang gadis yang akrab disapa Anik.
Setelah pulang ke Wonosobo, akhirnya ia memilih menikah dengan pria idamannya yang tidak lain adalah tetangganya. Pernikahannya dikaruniai seorang anak. Tetapi karena berbagai pertimbangan dan seijin suami, akhirnya pada tahun 2007, ia memutuskan kembali menjadi TKI. Kali ini ia memilih Singapura melalui sebuah PJTKI di Karangayu, Semarang.

Rupanya kali ini dewi fortuna memihak kepadanya. Ia mendapatkan bos yang baik hati. Diantaranya, gadis lulusan SMKN 1 Wonosobo ini bisa menggunakan komputer bosnya surfing didunia maya.
“Kalo hari senin sampai jumat, Saya pakai komputer bos. Mereka ijinkan saya asal kerjaan rumah sudah beres. Hari Sabtu dan Minggu saya sibuk. Kalo mau ngecek fesbuknya pake hape. tapi mahal sehingga libur fesbukannya,” ujarnya.

Awalnya, FB digunakannya untuk berkomunikasi dengan keluarga, suami serta anaknya yang sudah berusia 6 tahun. Perempuan 27 tahun yang tinggal di Teck Whye Avenue. Singapura ini menggunakan FB untuk menghapus rasa kangen terhadap keluarganya.

“Tetapi dari FB, ternyata punya banyak kenalan dan akhirnya terdorong untuk berlatih menulis. Gurunya adalah semua kawan FB yang biasa menulis. Kadang kadang menulis buat dibaca sendiri atau buat lomba. Dan beberapa kali menang lomba,” terang Anik.

Kemampuannya menulis diperolehnya dengan cara otodidak melalui FB. Ia rajin mencari informasi adanya lomba menulis dan akhirnya terdorong untuk ikutan. Diantaranya aktif belajar lewat grup ‘Untuk Sahabat’ di fesbuk. “Di forum itu, banyak penulis top yang rendah hati dan mau berbagi dan penulis pemula seperti saya yang sama - sama belajar. Grup ini dibuat oleh Abang Dang Aji Sidik dari Surabaya,” papar dia.

Saat ini, saya berusaha mengumpulkan TKI Singapura di FB. Awalnya untuk menampung mereka yang suka bidang sastra dan tulis menulis. Namun akhirnya justru berkembang menjadi tempat curhat.
Kini, setidaknya sudah ada 7 buku, 1 ebook dan 4 buku karyanya yang segera terbit. Sistem penjualannya dilakukan secara online.

Pembeli harus pesan ke FB penerbitnya. Kecuali yang ebook gratis. “Insya Allah, 20 feb 2011 ini akan launching buku "Karenina : Singa Bauhinia" di Singapura. Karya bersama teman FB saya, Karin
Maulana yang kerja jadi TKW di Hongkong,” terang dia.

Dipaparkan dia, buku ini bukan buku hasil menang lomba, tapi buku yang sengaja dibuat untuk Indonesia. Ia berharap agar bangsa tahu seluk-beluk dan suka-duka kehidupan Buruh Migran Indonesia (BMI / sebutan lain untuk TKI). “Tidak asal mengecap BMI sebatas 'babu' saja. Perjuangan menjadi seorang BMI sangat berat,” aku dia.

Anik mengungkapkan jika menulis juga merupakan cara untuk melarikan diri dari stress di tempat kerja. Sebagai TKI yang terbebani dengan pekerjaan yang tidak habis habis, ia selalu menulis curhatan dan dari situlah ia mulai berani mengirim karya kesana – kemari.

‘Jangan berhenti bermimpi’ adalah kalimat favorit Anik yang akan selalu diucapkan kepada siapa saja. “Siapa yang menyangka, saya yang cuma TKI ini bisa menelorkan buku - buku. Semua serasa mimpi,” kata dia.(*)

No comments:

Post a Comment