About Me

About Me
Writer, Pengelola Rumah Baca Istana Rumbia, Staff redaksi Tabloid Taman Plaza, Admin Yayasan CENDOL Universal Nikko (Koordinator bedah cerpen OCK), perias dan Make-up artist PELANGI Asosiasi Entertainment, Crew Wonosobo Costume Carnival dan Crew 'A' Event Organizer (Multazam Network), pernah bekerja di Hongkong dan Singapura. Cerpenis Terbaik VOI RRI 2011, dan diundang untuk Upacara HUT RI ke 66 di Istana Negara bersama Presiden RI. BMI Teladan yang mengikuti Sidang Paripurna DPR RI 2011 dan menjadi tamu Ketua DPD RI. Dinobatkan sebagai Pahlawan Devisa Penulis Cerpen BNP2TKI Tahun 2011. Pemuda Pelopor Dinas Pendidikan, pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah kategori Seni-Budaya Tahun 2012. Menyukai langit, stasiun kereta, dan warna biru. Salah satu penulis Undangan Event Ubud Writers and Readers Festival 2011 di Ubud, Bali. Dapat dihubungi via Email FB/YM : Nessa_kartika@yahoo.com.

Saturday, February 26, 2011

Intermezo :)

Bertemu penulis yang pekerja domestik

by Fredy Setiawan on Saturday, February 26, 2011 at 11:53pm

Saya tidak tau benar. Tapi salah satu alasan kenapa dia dipublikasikan di surat kabar adalah krn profesinya pekerja domestik buruh migran, namun mampu berkarya sastra dalam buku cetakan. Mungkin juga alasan yang sama bagi penerbit buku adalah latar belakang profesinya yang "menjual". Bagi saya setelah bertemu dia, menulis dan juara sebelum bekerja di negeri tetangga membuktikan dia adalah penulis. Penulis yang kebetulan bekerja di negri orang sebagai buruh migran.

Hari itu saya kebetulan membeli sebuah surat kabar nasional. Dalam satu slot pemberitaan daerah jawa tengah, saya mendapatinya. Seorang wanita 27 thn yang mendapatkan kesempatan baik memakai komputer dan akses internet majikannya, seorang etnis tionghoa singapura. Saat waktu tengah hari sehabis pekerjaan rutin beres, hingga matahari mulai terbenam, itulah saat yang tepat berhubungan dengan dunia. Menulis tidak harus saat di depan layar komputer. Dicorat-coretnya di kertas kapanpun ada asa dan gairah. Lalu diketikkan di saat senggang. Maka jadilah buku itu buku ketiganya yang naik cetak.

Ternyata menjadi seorang penulis tidak harus sempurna, tidak harus sulit, tidak harus sekomplek yang orang bayangkan. Hari ini tulisan spontan kita bisa serta merta melanglang buana hingga ke lain benua, karena informasi teknologi memasuki eranya. Dengan murah dan mudah, kita bisa menyebarkan, istilah nya  mem-broadcast sendiri hasil karnya kita. Tulisan, yang bisa dilengkapi foto atau video, dibumbui komentar2 pembaca agar lebih hangat dan hidup. Maka kini banyak tulisan harian , blog maupun note, lalu naik cetak  dipajang di toko buku. Antologi, kisah buku kumpulan tulisan banyak penulis contohnya, seperti pengalaman Nessa, nama penulis buku diatas. Buku ketiganya merupakan buku dimana separuhnya berisi cerpen karangannya, separuhnya lagi ditulis seorang pekerja domestik di hongkong.

Hari dimana saya ada di negri singa, saya bertemu dengannya, setelah hari sebelumnya berkenalan singkat lewat facebook. Jejaring sosial memang mendekatkan dan memudahkan orang, dari koran bisa ketemu darat. Saat awal naik bus no.190 dari orchard road, saya kelabakan. Diguyur hujan dan dibatasi waktu yang mepet, ternyata saya salah arah. Untung saya tanya ibu ibu sebelah saya di dalam bus. "wrong way.." duh!
Segeralah saya turun dan menyeberang mencari arah berlawanan dengan nomor bus yang sama. Lalu saya turun di cho chu kang, pemberhentian bus dekat klenteng/ kuil.

Setelah bertemu, disambi momong bocah usia 2 tahunan, kalwin namanya, kami ngobrol santai di kopitiam, sebutan kedai dalam keseharian di singapura. Roti prata, makanan khas india berupa telur dan tepung dengan bumbu khas, minumnya kopi susu. Sore itu , nessa yang traktir saya, to my surprise n thanks..:)

Sekilas saya melihat bukunya, yang belum dicetak di indonesia. Sehari sebelumnya dirinya muncul di koran singapura, strats times, yang saya lihat di dalam blognya pula. Setelah berfoto sejenak untuk saling mengabadikan teman baru dalam momen pemunculan buku, saya segera pamit melanjutkan perjalanan.

Memiliki teman baru di negara lain, tentu menyenangkan. Di singapura, yang letak negri pulau ini masih dalam rangkaian kepulauan nusantara, situasinya lebih kurang mirip dengan kota di indonesia. Suhu udara, budaya, mirip2 saja, juga banyak sekali orang indonesia.Hanya saja bangunannya lebih mewah, bersih, pekerjanya bekerja lebih keras dan kompetitif. Good luck for her job n have a lovely writing as her hobby!
Semua punya kesempatan berkarya kan? seperti kisah nyata alumni SMK 1 wonosobo  ini.

nb: judul bukunya: Karenina singa bauhinia (sulit dieja ya.. kayak bahasa argentina :)

fredys, kedu, feb`11


No comments:

Post a Comment