About Me

About Me
Writer, Pengelola Rumah Baca Istana Rumbia, Staff redaksi Tabloid Taman Plaza, Admin Yayasan CENDOL Universal Nikko (Koordinator bedah cerpen OCK), perias dan Make-up artist PELANGI Asosiasi Entertainment, Crew Wonosobo Costume Carnival dan Crew 'A' Event Organizer (Multazam Network), pernah bekerja di Hongkong dan Singapura. Cerpenis Terbaik VOI RRI 2011, dan diundang untuk Upacara HUT RI ke 66 di Istana Negara bersama Presiden RI. BMI Teladan yang mengikuti Sidang Paripurna DPR RI 2011 dan menjadi tamu Ketua DPD RI. Dinobatkan sebagai Pahlawan Devisa Penulis Cerpen BNP2TKI Tahun 2011. Pemuda Pelopor Dinas Pendidikan, pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah kategori Seni-Budaya Tahun 2012. Menyukai langit, stasiun kereta, dan warna biru. Salah satu penulis Undangan Event Ubud Writers and Readers Festival 2011 di Ubud, Bali. Dapat dihubungi via Email FB/YM : Nessa_kartika@yahoo.com.

Wednesday, February 9, 2011

AYAH MAYA (WONDERFUL GODFATHER)


by. Nessa Kartika


It's not who's real to my face. It's about who stays real behind my back

Aku mengenalmu lewat sebuah page di Facebook tentang Penulis kegemaran kita yang berasal dari negaramu, Karl May. Sejak itu kita saling bertukar foto dan informasi terbaru tentang penulis ini. Kegemaran kita akan buku-buku mengeratkan persahabatan kita.

Dari soal buku, aku dan kau mulai bertukar cerita tentang keluarga dan keseharian kita, tiada hari di dunia maya tanpamu. Memang kuakui kadang pembicaraan kita garing karena perbedaan usiaku denganmu, namun aku menikmati semua itu. Meski jarak membentang menghalangi kita untuk saling bertatap muka, namun keberadaanmu selalu di sisiku lah yang membuatmu sangat berarti bagiku.

Aku melihat sosokmu sebagai seorang ayah. Beberapa temanku pun menganggapmu benar-benar sebagai ayahku.

Sometimes choices we make work at that point in time ... but sometimes we have to think about the consequences those choices will bring in the future.

Saat itu aku sedang memutar otak menulis tentang keluarga, hal yang tak pernah benar-benar kumiliki. Broken home itu istilahnya. Bapak kandungku adalah sosok yang diam, waktu beliau habiskan di perantauan. Aku sangat jarang bertemu dengan beliau sejak keluarga kami pecah. Itulah sebabnya, aku tak pernah mengerti sesungguhnya perasaan normal seorang anak pada bapaknya, hingga aku bertemu denganmu. Padamu aku berbagi cerita yang tak pernah tersampaikan pada bapakku.

Arti keluarga baru kurasakan setelah aku menikah dan membangun keluarga sendiri. Namun kebahagiaan kami tak lengkap karena kami tak memiliki gubuk kami sendiri. Saat suatu ketika aku dihadapkan pada pilihan merantau atau bertahan di rumah apa adanya, aku memilih untuk merantau. Demi mimpi untuk membangun sebuah gubuk bagi anakku. Sebuah pilihan sulit, namun hanya pengorbanan itu lah yang akan mewujudkan mimpi kami.

Masa depan adalah misteri.

Hidup yang kujalani di negeri rantau pun tak mudah. Kerinduanku pada keluarga menjadi halangan berat, kadang aku terpikir untuk menyerah dan pulang. Engkau menyemangatiku dan membuatku bertahan.

I never know how alone I am until I need someone and realize no one is there

Puncaknya ketika datang bulan puasa. Dari duabelas bulan dalam satu tahun, bulan puasa selalu membuatku merasa sendiri, membuatku  menangis setiap hari.

Rindu Ramadhan adalah siksaan bagiku, setiap hari engkau dengan sabar mendengarkan curahan hatiku. Engkau memberiku semangat dan motivasi untukku menghadapi hidup ini dengan tegar.

Engkau awalnya tak tahu apa itu Ramadhan, hingga pelan-pelan kuterangkan padamu. Selama 30 hari Ramadhan aku mendapat limpahan doa darimu. Meski agama kita berbeda, kau tetap setia mendoakan aku. Menyayangiku dan tak jarang menyentilku jika aku terlalu banyak mengeluhkan keadaanku disini. "Be Strong, girl !"  katamu.

30 hari aku dalam cintamu.

It's easy to be there for someone during the good times, but the true test of friendship is who is there for the bad.

Gunung Merapi meletus, kawan ...
Begitu banyak saudaraku yang kehilangan, kekurangan, kebingungan.

Kau tak segan merogoh kantongmu, menyuruhku membantumu menyalurkannya pada mereka korban keganasan merapi. Aku sempat menolak, aku tak ingin engkau sembarang memberi uang pada siapapun yang kau kenal lewat online. Meski aku kau anggap putri-mu, namun apa kata anak-anak kandungmu nun jauh di sana? Itu hasil jerih payah tubuh tuamu mengajar musik pada anak-anak.

Engkau bersikeras. "Aku mempercayaimu." tukasmu.

Tahukah kau, betapa aku merasa terbebani dengan kalimat itu? Karena aku pun tak sedang menginjak negeri-ku. Betapa aku khawatir amanahmu tak tersampaikan. Hal itulah yang membuatku mengenalkanmu pada ibu dan papi-ku. Mereka yang kini menjadi kawan baikmu adalah dua orang yang selalu bisa kuandalkan. Ibu-lah yang kesana-kemari mengantarkan uang bantuan darimu pada mereka. Dalam sekejab, kita seperti layaknya keluarga normal.

Tanpa batas, tanpa jarak.

A true friend is the one that can make you smile or laugh when you are the most confused, mad or upset!!

Setiap kali kau mengomentari foto dan statusku aku tau kita sehati, kemudian kita mulai ber-inbox tentang kehidupan sehari-hari. Padamu aku mengeluh tentang hidupku di negeri antah berantah ini, tentang bos yang begini... bos yang begitu. Kau menyikapi kemarahanku dengan sabar dan bijaksana. Menenangkanku.


Bulan desember lalu, kau mengirimi sebuah buku hasil karya tanganmu sendiri. Aku membayangkan jerih payahmu merekatkan kertas demi kertas menjadi sebuah buku. Buku itu indah, aku sangat mengaguminya. Dan aku pasti mengirimkan buku hasil karyaku. Meski bukan aku yang merekatkan kertas demi kertasnya, namun paling tidak, aku menuliskannya. Tunggulah ... Itu janjiku.

Engkau sungguh sosok yang membagi kerinduanku pada keluargaku dan terutama pada Bapak kandungku yang merantau di deru kota.

The good things in life ... a best friend who makes you laugh when you want to cry and gives you a hug even when you don't want one.

Saat aku sakit kau memegang tangan maya-ku, membelainya dengan kasih sayang seorang ayah. Tak henti mengirimkan doa dan menghiburku hingga aku sembuh.

Pernah aku merasa terganggu oleh ulahmu yang seolah mengikutiku kemanapun. Persis perasaan seorang anak yang diperhatikan oleh orangtuanya setiap saat. Namun aku sadar akan kekhilafanku, perhatianmu tak akan merugikanku. Perhatianmu justru menjadi suatu kebanggaan bagiku.

Kini, Saat kau sakit dan tak bisa online Facebook, dunia maya tanpa kehadiranmu membuatku merasa sepi dan rindu. Engkau begitu berarti bagiku. Aku akan melakukan apa yang pernah kau lakukan ... Menggengam tangan maya-mu. Mendampingi mu hingga kesembuhanmu.

Tumor ganas yang mengganggumu membuatmu bolak-balik ke Rumah Sakit. Aku menangis  memikirkanmu. Ingin aku berada di sisimu, namun tak bisa. Meski begitu aku akan selalu bersamamu. Aku selalu selipkan doa pada Rabb-ku untuk kesembuhanmu. Hanya do'a yang kubisa. Meski untukku agamaku, untukmu agamamu, Semoga Tuhan-ku berkenan menyembuhkanmu.

The best feeling in the world is knowing that the one person you love more than anything loves you just the way you are!

Terima kasih Bapak Angkatku, Michiel Van Der Pol, nun jauh di Netherland sana yang selalu menyayangiku apa adanya.

It's Wonderful to being your friend.

"Godpa, menjadi temanmu adalah indah."

----

Singapore, 8 Februari 2011

Lezen in een boek, als er tijd voor is, het mooiste om te doen. Groeten Michiel.

No comments:

Post a Comment