About Me

About Me
Writer, Pengelola Rumah Baca Istana Rumbia, Staff redaksi Tabloid Taman Plaza, Admin Yayasan CENDOL Universal Nikko (Koordinator bedah cerpen OCK), perias dan Make-up artist PELANGI Asosiasi Entertainment, Crew Wonosobo Costume Carnival dan Crew 'A' Event Organizer (Multazam Network), pernah bekerja di Hongkong dan Singapura. Cerpenis Terbaik VOI RRI 2011, dan diundang untuk Upacara HUT RI ke 66 di Istana Negara bersama Presiden RI. BMI Teladan yang mengikuti Sidang Paripurna DPR RI 2011 dan menjadi tamu Ketua DPD RI. Dinobatkan sebagai Pahlawan Devisa Penulis Cerpen BNP2TKI Tahun 2011. Pemuda Pelopor Dinas Pendidikan, pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah kategori Seni-Budaya Tahun 2012. Menyukai langit, stasiun kereta, dan warna biru. Salah satu penulis Undangan Event Ubud Writers and Readers Festival 2011 di Ubud, Bali. Dapat dihubungi via Email FB/YM : Nessa_kartika@yahoo.com.

Tuesday, February 15, 2011

[CERPEN] Mengejar Mas Ari

 By. Nessa kartika

(Plesetan Judul Film "Mengejar Matahari")


Valentina alias Tina membanting buku-bukunya kesal bin jengkel ke sudut kamar, hasilnya salah satu buku nangkring di atas meja buku yang lain berserakan di lantai. Dipunggutnya buku-buku yang tak berdosa itu sambil ngomel-ngomel nggak karuan, buku aja hari ini nggak bersahabat ma dia. Tina pengen nangis tapi airmata nggak bisa keluar. Dunia seakan-akan lagi menertawakannya. Padahal seharusnya februari jadi bulan baiknya. Bohong banget ... bulan februari ini justru bikin dia keki. Gimana nggak kesel kalo ternyata selama ini dia dibohongin.

Ceritanya gini ... Pas Tina dikenalin ke pacar barunya si Darta, cowok berkacamata kelas III Ak bernama Mas Ipunk. Ipunk mengenalkan bala kurawanya, Ari dan Lucky. Tapi siapa sangka mereka ngerjain Tina, ngenalinnya Ari jadi Lucky dan sebaliknya Lucky jadi Ari. Sebelnya lagi, Tina yang langsung jatuh cinta pada Mas Lucky yang cakep dan cool itu, selama berminggu-minggu Tina salah kaprah menyebutnya menjadi Mas Ari. Bahkan membuat agenda tahun ini adalah untuk Mengejar Mas Ari, gitu...

Tau-tau Dewi, temen sebangkunya yang paling ganjen se sekolahan, naksir Lucky juga. Tapi bedanya, Dewi menyebut Lucky  tetep Lucky. Soalnya nggak kena dikibulin Ipunk. Mereka selalu sharing tentang taksir menaksir mereka tanpa tahu bahwa yang mereka omongkan adalah satu orang. Kasian 'kan?

Nah, itu hari pulang sekolah pas lagi nemenin Darta nungguin Mas Ipunk di halte, Lucky lewat sendirian. Tina yang pertama liat tampang kerennya Lucky langsung nunjuk, “Itu Mas Ari!” gitu katanya dengan pipi merah jambu, nafasnya mengos-mengos tak berdaya memandang cowok pujaannya... Lucky memang makhluk Tuhan yang paling manis se sekolahan.

Bebarengan suara Dewi bilang, "Mas Lucky!”

Mereka berpandang-pandangan, “Kamu naksir Mas Lucky ya, Wi?” tanya Tina pede banget, nggak tau bahwa Lucky yang dimaksudnya adalah Ari yang sebenernya.

Dewi memandang Tina dengan tatapan aneh, “Kamu naksir Mas Ari ya? Tapi itu kan Mas Lucky, bukan Mas Ari…” Gantian Dewi berbisik, iya dong berbisik... kan makhluk itu ada di sebelahnya.

“Ah, kamu salah … itu kan Mas Ari, Mas Ipunk sendiri yang ngenalin aku,” debat Tina lugu, masih nggak tau kalo udah dikerjain Ipunk.

Hasilnya mereka debat maling, eyel-eyelan nama asli Lucky. Jelas aja Dewi menang, orang tu cowok nama aslinya emang Lucky.

Darta yang melerai. “Kalian ini apa-apaan sih? Biar aku sekarang nyamperin dia, sekalian kutanyain siapa namanya yang sebenarnya!” katanya berinisiatif.

Darta mencegat Lucky kayak Tukang Tol. Lucky hampir aja meloncat saking kagetnya.

“Mas Ipunk mana?” tanyanya kepada sobat kental pacarnya itu. Bukannya beramah tamah malah Darta nanyanya kayak orang mau nagih utang.

Lucky garuk-garuk kepala, “Di belakang kali, atau biasa… lagi beli rokok,” jawab Eqi, "Kenapa nyariin dia? belum di-sun ya?" goda Lucky iseng.

Muka Darta bersemu merah. "Bukaaaannnn ... Tuh temen-temenku pada eyel-eyelan, nama kamu sebenernya siapa sih? Lucky atau Ari? Ayo ngaku!” Tanya Darta bener-bener menginterogasi. Maklum, dia juga termasuk yang dikibulin ma Mas Ipunk.

Lucky yang ditanyain gitu langsung senyum-senyum. Hensem… banget, bikin Tina kethar-kethir.

“Apaan sih lu? kayak nggak kenal gue aja? Gue Lucky, dan dari lair emang emak-bapak gue kasih nama Lucky ke gue,” jawab Lucky jujur sambil pasang tampang bersalah ke Tina dan Darta. “Sorry, Gue ama Ipunk udah ngerjain kalian.”

Dan andai bisa, saat itu juga Tina pengen melesak ke dalam bumi, malu dan teramat sangat kecewa sekaligus nyesel. Kenapa mau-maunya dikerjain Ipunk. Tega-teganya membuat Tina jatuh cinta pada cowok konyol ini.

Darta balik badan, memasang tampang kasihan pada Tina, “Kamu denger? Namanya Lucky.” 

Tina pucet, detik itu juga pengen ngamuk ke Ipunk.

Gitu ceritanya ... Trus apa hubungannya dengan cewek manis berlesung pipit ini pulang sekolah ngamuk-ngamuk? Soalnya, tepat dua minggu setelah Tina tau nama asli Mas Ari yaitu Mas Lucky yang diem-diem tetap menjadi pujaan hatinya sejak jumpa pertama itu, tadi siang dengan pedenya Dewi bikin pengakuan ke Tina kalo kemaren sore dia jadian amaMas Lucky.

Tina langsung lemes. Padahal Tina ama Lucky udah akrab banget, bahkan beberapa teman mengira mereka udah resmi pacaran. Dibilang temen karena temen biasa, dibilang pacar karena punya kedekatan tersendiri juga bisa. TTM gitu lah ... Kok tega-teganya  Mas Lucky dan Dewi mengkhianati Tina?

Rasa kecewa Tina berlipat-lipat karena hari ini, 14 februari adalah tepat hari ulang tahunnya. Nggak ada hubungan ma Hari valentine siiih ... Cuma Bapaknya yang orang jawa kasih dia nama Siti Valentina cuma gara-gara ia lahir di hari itu. "Kedengaran jawa-nya." katanya gokil kalo ditanya. Untung dia nggak lahir di hari Buruh, bisa-bisa dia dikasih nama Siti Buruhani. Gubrak! Nggak setuju banget.

Persetan dengan hari Valentine. Tina nggak pernah berharap untuk patah hati di hari ulang tahunnya.

“Tuhan… Tina kurang apa sih? Kan duluan Tina yang suka Lucky, kenapa Tuhan tega kasih Lucky ke Dewi? Lucky kan cinta pertama buat Tina, sedangkan Dewi cuma menjadikan Lucky bagian dari ambisinya macarin semua cowok cakep di sekolah, Tuhan lupa nasib Doni? Pras? Atau Sony?” ratap Tina, lebih ngenes dari ratapan anak tiri begitu tadi capek ngamuk ngebantingin buku dan bantal, abis, mau ngebanting barang-barang ‘kan sayang…

Tina baru bisa nangis setelah nyetel film ‘Mengejar Matahari’ yang selalu dan selalu bisa menguras airmata Tina meski berkali-kali disetelnya. Abis puas nangis, Tina terus langsung tidur kayak bayi aja dan berharap bangun tidur bisa lega.

Yang jelas, sampai saat ini, Tina tetep nggak bisa ngelupain kejadian itu, meski ngrestuin Mas Lucky ama Dewi, tapi patah hati ‘kan sah-sah aja, “Kenapa mereka jadian di hari ulang tahun aku sih?” pikir Tina geregetan sebelum jatuh tertidur.

***

Di suatu siang yang cerah. Geng Tina kebarengan geng-nya Lucky di studio ‘Nemâ’. Lucky langsung narik tangan Tina keluar dari geng-nya, membawa Tina ke luar studio yang nggak rame, bikin Tina deg-deg plas!

“Tin, maafin gue ya..” Kata Lucky tiba-tiba.

“Emangnya kenapa, Mas?” sahut Tina nggak mengerti.

“Gue telat sadar bahwa sebenernya gue suka banget ama elu,” kata Lucky pelan.

Tina salting, nggak tau kudu terbang atau melayang-layang doang. Yang jelas, tiba-tiba, entah dari mana asalnya, Tina denger suara cempreng emaknya yang orang betawi asli.

“Tinaaa... Tinaaaaaaaaa!! Kalo mau tidur tipinya dimatiin dulu! Hemat energi dong!"

Tina terbangun, kaget! Ternyata ketemuan ama Lucky tadi cuma dalam mimpi. Kali ini Tina langsung nangis meraung-raung tanpa perlu dipancing adegan si Apin mati lagi.

“Emak kejaaaaaaaam …” raungnya.

Emaknya langsung menenangkan Tina, “Emak kejam kenapa? udah, jangan nangis lagi, mandi sana, kita kan mau ngerayain ultah kamu !!”

Tina nggak peduli lagi ama hari ulang tahun sialnya. “Emak sih … Tina kan pengen pacaran ama Lucky meski cuma dalam mimpi. biari Tina rela kalo Lucky tuh dengan teganya jadian ama Dewi di hari ulang tahun Tina,” gerutunya sambil ngeloyor keluar mau ke  kamar mandi.

“Surprise!!"

Dewi, Darta, Mas Ipunk yang udah diomelin abis-abisan karena ngebohongin Tina, Mas  Ari dan Mas Lucky udah di luar kamarnya. Bikin pesta surprise yang meriah buat Tina  lengkap dengan telor, tepung dan kecap diteplok-teplokin ke rambut kriwilnya yang hitam berkilau karena rajin shampoan.

Tina hepi banget tapi tetep aja mendung nggak ilang dari wajah cakep Tina. Sampai dengan ia melihat Dewi dan Lucky senyum-senyum.

"Kenapa kalian senyum-senyum...?" cetus Tina curigation.

"Maaf ya kami ngerjain kamu lagi... " Kata Dewi.

Tina terheran-heran. kening nya berkerut-kerut. Alisnya bertaut.

Teman-temannya mendorong-dorong Lucky ke hadapan Tina, "Ayo dong... Lucckkkk... ngaku aja..." kata mereka.

"Lucky mau ngasih kado terindah buat ultah sekaligus valentine-mu... meski kita tau kita nggak valentin-valentinan... " Kata Darta sahabatnya yang paling setia sedunia.

Kali ini Tina tersenyum, tahu maksudnya. 'Mengejar Ari' ... eh 'Lucky'-nya sukses.

***


No comments:

Post a Comment