Hari ini, kulepaskan kau dari hatiku.
Rindu demi rindu menyiksaku, membuatku menumpuk harap yang kutahu padamu. Menggetarkan akalku akan masa lalu, Membangunkanku dalam guliran airmata yang kutak tahu telah mengalir di sela-sela mimpiku. Kesalku bukan karena waktu yang tak berpihak. Namun karena kita yang tak kan pernah bersatu.
“Bahagiakah?” Tanya satu sisi hatiku yang biru. Selalu masih menyesakkan dada ini dengan anganku yang tak menentu. Yang ku tahu hampa. Tak bermakna.
Aku menggeleng. Mencintaimu aku tak bahagia.
“Relakah?” Tanya satu sisi hatiku yang lain, yang berada tepat dibawah nalar dan nuraniku. Bagian hati yang membuka mataku akan lara. Mendambamu berarti luka.
Aku lagi-lagi menggeleng. Aku tak rela. Namun merindumu hanyalah siksa. Aku bukan untukmu seperti halnya engkau bukan untukku.
Jiwaku terlalu lelah menanti. Di akhir hari kusadari kau tak akan pernah disini. Lalu, apa artinya lagi? Hingga kuputuskan, Hari ini kulepaskan kau dari hatiku.
*150 kata
No comments:
Post a Comment