About Me

About Me
Writer, Pengelola Rumah Baca Istana Rumbia, Staff redaksi Tabloid Taman Plaza, Admin Yayasan CENDOL Universal Nikko (Koordinator bedah cerpen OCK), perias dan Make-up artist PELANGI Asosiasi Entertainment, Crew Wonosobo Costume Carnival dan Crew 'A' Event Organizer (Multazam Network), pernah bekerja di Hongkong dan Singapura. Cerpenis Terbaik VOI RRI 2011, dan diundang untuk Upacara HUT RI ke 66 di Istana Negara bersama Presiden RI. BMI Teladan yang mengikuti Sidang Paripurna DPR RI 2011 dan menjadi tamu Ketua DPD RI. Dinobatkan sebagai Pahlawan Devisa Penulis Cerpen BNP2TKI Tahun 2011. Pemuda Pelopor Dinas Pendidikan, pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah kategori Seni-Budaya Tahun 2012. Menyukai langit, stasiun kereta, dan warna biru. Salah satu penulis Undangan Event Ubud Writers and Readers Festival 2011 di Ubud, Bali. Dapat dihubungi via Email FB/YM : Nessa_kartika@yahoo.com.

Thursday, January 20, 2011

[CERPEN] DUA NAMA SATU JIWA YANG TERLAHIR DARI RAHIM UNSA

by Karin Maulana on Thursday, January 20, 2011 at 3:08pm


Sekali...dua kali hingga kelima kali nya sebuah pesan yang sama kukirimkan pada orang yang berbeda.Pada sosok-sosok yang belum pernah kujumpai di dunia nyata tapi sudah kukagumi melalui karya-karyanya. Di antara kelima sosok itu hanya dua orang yang bersedia membalas pesan yang kukirimkan melalui inbox di sebuah jejaring sosial bernama facebook.. Itupun dengan jawaban yang jauh dari yang aku harapkan.

Hingga akupun berhenti mengirimkan pesan-pesan itu pada sosok lain yang kukagumi dan bertanya-tanya dalam hati apakah memang seperti itu sikap orang-orang yang merasa sudah mampu menghasilkan karya hebat dan dikenal khalayak ramai?

Namun aku segera menepis pikiran buruk dalam hati yang menganggap mereka sombong dan tinggi hati. Aku mencoba berpikir positif. Mungkin mereka sibuk dan terlalu sibuk untuk membalas email tidak penting dari seseorang yang tidak di kena sama sekali.


                                                  -=**=-

Musim panas hampir berakhir. Daun-daun luruh beterbangan ditiup angin. Bunga-bungapun berubah menjadi abu-abu, pertanda musim gugur telah datang menggantikan musim panas yang telah berlalu..
Pada hari kelima purnama pertama musim gugur tahun lalu, di suatu malam aku duduk menatap LCD netbook ku. Terpaku pada sosok yang mencuri perhatianku lewat rangkaian kalimat-kalimatnya. Terpukau pada untaian sajak-sajaknya. Terhanyut dalam kisah-kisah nyatanya dan terlena dalam narasi-narasi romantisnya.

Entah kekuatan darimana yang membuatku memberanikan diri untuk kembali mengirimkan sebuah pesan seperti yang pernah kulakukan pada sosok-sosok yang ku kagumi sebelumnya.


“Assalamualaikum...mohon maaf kalau sekiranya pesan saya mengganggu.  Jujur, saya mengagumi karya-karya anda. Kalau tidak keberatan mohon saya di ijinkan untuk belajar menulis dari anda. Terimakasih sebelumnya...”

5 menit kemudian...

“Terimakasih, aku merasa tersanjung. Di dunia tulis menulis aku bukan siapa-siapa. Kita bisa belajar bersama...”

Aku melonjak kegirangan. Tak kusangka akan mendapat balasan secepat itu dan disertai dengan kesan yang sangat rendah hati pula. Apalagi setelah dia mulai meninggalkan komen-komen nya di status-statusku, di catatan-catatan amburadulku bahkan di foto-foto narsis ku.

“I love Your eyes...”  komen pertama dia di salah satu fotoku yang tak terlupa sampai kini. Komen singkat tapi sangat membahagiakan. Bukan karena komennya yang mengatakan bahwa dia menyukai mataku. Karena jelas tak ada keindahan sedikitpun pada mataku hingga akupun tak tahu alasan apa yang membuat dia menyukainya. Mungkin dia hanya berbasa-basi. Aku tak peduli. Tapi siapa sih yang tidak bahagia mendapat komentar dari orang yang di kagumi?


                                                         -=***=-

Musim gugur selalu memiliki eksotika tersendiri bagiku. Kuncup-kuncup bunga  yang terbelai angin, getir meresah lalu jatuh ke tanah adalah satu suasana yang paling ku suka diantara empat musim yang ada.

Kembali aku menjelajah dunia maya. Masuk ke dunia tanpa batas. Tempat aku mengenal orang-orang di belahan bumi yang berbeda.
Tiba-tiba hatiku menderas harap ketika malam itu membaca pesan masuk darinya.

“Mau nulis sama aku ga? ini ada lomba menulis kolaborasi cinta UNSA”

Deg! menulis? kolaborasi? segera aku meluncur ke rumah UNTUK SAHABAT, sebuah grup yang di dirikan oleh bang Aji Sidik, wadah yang di peruntukkan bagi semua orang yang ingin menjalin persahabatan dan berkarya yang sebelumnya sudah dia perkenalkan padaku. Meneliti halaman rumah itu, lalu masuk dan menemukan catatan tentang lomba menulis kolaborasi yang dia maksud. Oh...jadi ini yang dia maksud. Mengajak aku untuk menjadi pasangannya? bisa aja dia bercanda. Pikirku.

“Mbak bisa aja bercandanya. Melamar saya menjadi pasangan cinta di event UNSA sama saja bunuh diri mbak.”

“Aku serius”  balasnya terakhir kali sebelum aku menerima tawarannya beberapa hari kemudian.


“YANG TAK KAN BERAKHIR” adalah tulisan pertama ku dengannya yang kami ikutkan dalam lomba UNSA dengan memakai nama KARENINA (Karin Maulana & Nessa Kartika). Saat itu yang ada dalam hatiku hanya sebuah ketakutan bahwa aku akan mengecewakan dia mengingat dia sudah sangat berpengalaman dan menghasilkan banyak karya. Sebuah anugrah sekaligus beban buatku.

Penjurian pun dimulai. Dan pada babak kedua KARENINA tereliminasi. Kecewa? mungkin tidak karena aku sadar sekali dengan kualitas tulisanku sendiri yang masih sangat tidak pantas untuk sekedar disebut layak. Sedih? iya. tapi bukan karena tulisanku tersingkir yang membuatku sedih. Tapi aku merasa tidak bisa menjadi pasangan yang baik baginya. Aku merasa bersalah dan perasaan bersalah ini tak kan hilang begitu saja.

Ketika aku masih dirundung rasa bersalah tiba-tiba ada berita yang mengejutkan bahwasanya ada seseorang yang tertarik untuk menerbitkan tulisan kami yang tersingkir  dalam bentuk buku.

                                                 -=***=-

Waktu terus berputar,musim pun sudah tertukar. Tahun jugaberganti. 2010 menghilang, 2011 datang menjelang. Januari yang indah, Januari penuh berkah. Bersama ulang tahun UNSA buku KARENINA pun lahir dan sampai ke tangan pembaca. Menjadi hadiah terindah musim dingin kali ini. Bahagia, rasanya seperti melayang. Seperti kupu-kupu bersayap indah yang terbang melintasi beranda, ranting pepohonan hingga menuju angkasa.

Hujan turun bersama luruhnya senja menuju malam. Aku berdiri di dekat jendela. Menikmati butiran-butiran air nya yang jatuh dari langit. Menikmati dari buramnya kaca jendela. Menghadap ke dermaga belakang apartement. Menghela nafas, menghirup udara beku di pertengahan musim dingin. Kembali ingatanku melayang pada dia yang jauh berada di negeri Singa. Dia yang telah membuatku merasa berharga. Dia yang telah menuntunku ketika aku merasa tersesat di sebuah hutan belantara. Dia yang telah mengajakku menjadi bagian dari indahnya lautan mimpi.

Udara semakin dingin. Aku kembali ke kamar. Mengganti jaket tebalku dengan piyama yang hampir menutup seluruh tubuhku. Duduk di depan netbook ku. Melihat tanggal dan jam yang tertera disudut kanan bawahnya. Beberapa hari lagi adalah tepat hari jadi UNSA. Ku gerakkan jari-jariku yang kaku di atas keyboard hitam di hadapanku. Mencoba merangkai kata meskipun tak indah.

Selamat ulang tahun UNSA...
Semoga keberadaanmu bisa menjadi contoh mampu terbentuknya sebuah persahabatan yang sejati.
Semoga dari rahim mu akan lahir para pejuang-pejuang pena, demi semakin tegak dan semaraknya dunia sastra Indonesia.
Semoga engkau senantiasa Istiqomah dengan niat  semula.
Semoga wangimu semakin menyebar di belantara maya hingga nyata.
Bukan hanya sesaat tapi wangi yang terus tumbuh dan menyebar.
Melahirkan bibit-bibit unggul yang patut dibanggakan.


                                                 -=***=-

Bulan sabit rebah ke barat, menuntun malam berlari menuju dini hari. Ku ambil air wudlu, membasuh mukaku diantara udara yang menggigil. Ku rentangkan sajadahku. Kuselipkan namanya dalam do’a malamku.

Sejenak ku lihat hpku seusai sholat. Sebuah sms yang membuatku mengharu biru di ambang subuh.

“Karin, biarkan kekasihmu pergi.
Teruskan mimpi yang pernah tertunda.
Ku percayakan langkah bersamamu.
Tak kuragukan berbagi denganmu.
Kita temukan tempat yang layak sahabatku”


Airmataku menetes. Tak sanggup lagi menahan tangis. Untuk kau perempuan multi talenta, pekerja tangguh di negeri singa. Seorang Ibu hebat penyanyang keluarga. Mbak Nessa Kartika,tak akan sanggup aku membayar semua yang telah kau berikan untukku. Aku mencintaimu.


                                                    -=***=-




No comments:

Post a Comment