About Me

About Me
Writer, Pengelola Rumah Baca Istana Rumbia, Staff redaksi Tabloid Taman Plaza, Admin Yayasan CENDOL Universal Nikko (Koordinator bedah cerpen OCK), perias dan Make-up artist PELANGI Asosiasi Entertainment, Crew Wonosobo Costume Carnival dan Crew 'A' Event Organizer (Multazam Network), pernah bekerja di Hongkong dan Singapura. Cerpenis Terbaik VOI RRI 2011, dan diundang untuk Upacara HUT RI ke 66 di Istana Negara bersama Presiden RI. BMI Teladan yang mengikuti Sidang Paripurna DPR RI 2011 dan menjadi tamu Ketua DPD RI. Dinobatkan sebagai Pahlawan Devisa Penulis Cerpen BNP2TKI Tahun 2011. Pemuda Pelopor Dinas Pendidikan, pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah kategori Seni-Budaya Tahun 2012. Menyukai langit, stasiun kereta, dan warna biru. Salah satu penulis Undangan Event Ubud Writers and Readers Festival 2011 di Ubud, Bali. Dapat dihubungi via Email FB/YM : Nessa_kartika@yahoo.com.

Monday, January 17, 2011

[FF] PENGAMEN CINTAKU

PENGAMEN CINTAKU
By. Nessa Kartika

“Rifaaaaaaaaa…!” Teriak Bram dari luar rumah.
Rifa yang sedang membaca buku Pengamen Cinta-nya Ceko kaget. “Ada apa, Bram?”
“Mbak, motormu…” Adiknya tergagap. “Tadi di warung… motormu yang kuparkir di pinggir jalan… kemunduran mobil orang, remuk…”
Rifa mendelik, “Apaaaa???!!!”

***

Gara-gara motornya masuk bengkel, Pagi buta ia harus naik Bus AKDP jurusan Jogjakarta-Purwokerto. Ia memang indekost di Jogja, tapi Bapak dan Ibu selalu menyuruhnya pulang tiap akhir pekan. Jadilah ia pulang ke Wonosobo hari jum’at sore dan balik ke Jogja hari senin pagi.

Sampai di terminal kota Temanggung, bus berhenti untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Seorang pengamen tampan pun naik. Tatapan mereka bertemu. Rifa tersipu malu. Ia menyanyikan lagu Empat Mata-nya D’Bagindaz dengan suara baritonnya, sambil terus memandangi Rifa membuat hati Rifa berdesir. Rifa sadar ia telah jatuh cinta pada pengamen ini!

 Biarkanlah diri ini
Untuk mencoba mendekatimu
Mendekati indahnya dirimu
Dirimu yang hadir di mimpiku
Berikanlah aku waktu
Dan keadaan yang engkau mampu
Empat mata yang ku mau
Untuk katakan cinta padamu
Hati ini takkan bisa
Lebih lama tuk memendam rasa
Empat mata bicara padamu
Ku katakan aku cinta kamu
Empat mata ku ingin bertemu
Tuk ungkapkan isi di hatiku

***

Hari jum’at sore berikutnya, saat Rifa dalam perjalanan pulang. Ketika bus AKDP tiba di terminal kota Temanggung, otomatis matanya mencari-cari sosok pengamen ganteng itu. Pengamen itu telah mencuri hatinya sedemikian rupa. Membuat Rifa benar-benar merindukannya. Ternyata ada hikmahnya juga motornya hancur.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Pengamen itu naik ke bis yang memang berhenti untuk menunggu penumpang. Pengamen itu mengenali Rifa juga, ia tersenyum manis dan mulai menggenjreng gitarnya. Kembali ia menyanyi lagu Empat Mata sambil memandangi Rifa. Membuat Rifa menahan nafas berusaha menahan gejolak hatinya yang meloncat-loncat seolah-olah ingin berontak dari rongga dadanya. Ketika selesai beraksi dan hendak turun dari bus pemuda itu tersenyum dan melambai, “Dah...” katanya.

Rifa membalas senyumnya. Berbunga-bunga.

***

Selama minggu-minggu berikutnya Rifa pulang dan pergi memakai bus ke Jogja, Pengamen cinta itu selalu menyuguhi lagu Empat Mata yang semakin terasa manis di hati Rifa.
Hari jum’at sore ketika ia masih sibuk berkemas hendak pulang lagi ke Wonosobo, ia mendapat sms masuk dari Bapaknya. “Motormu sudah OK. Bram sudah bawa motornya pulang.”

Rifa merasa galau. Ia masih penasaran dengan pengamen yang namanya saja Rifa tak tahu. Gayanya menyanyi begitu mempesona. Kalau hari senin nanti naik motor, bagaimana dengan kisah mereka?

Tiba di terminal Temanggung, seperti biasa pengamen itu naik di bus yang ditumpangi Rifa. Kali ini Rifa kaget, bukan lagu Empat Mata yang dinyanyikan oleh sang pengamen pujaan tapi lagunya entah siapa, terdengar ngaco dan sembrono… liriknya tentang anak jalanan yang protes akan sesuatu. Rifa tak bisa menangkapnya, seperti ia tak bisa menangkap hatinya yang menguap seketika. Tiba-tiba semua perasaan yang terpupuk pada pengamen tampan selama ini raib entah ke mana.

Ketika pemuda itu tersenyum, debar-debar di dada Rifa pun tiada lagi.
“Kok bisa begini ya? Mungkin inilah akhir kisah cintaku di bus AKDP…” batin Rifa, “Untung motorku sudah OK… So, Selamat tinggal, Pengamen cintaku.” Gumam Rifa ketika Pengamen itu meloncat turun dari bus.

***

Pas 500 kata (tidak termasuk Judul & nama penulis)

Thanks Bangfy utk ide lagunya... ^____^

No comments:

Post a Comment