About Me

About Me
Writer, Pengelola Rumah Baca Istana Rumbia, Staff redaksi Tabloid Taman Plaza, Admin Yayasan CENDOL Universal Nikko (Koordinator bedah cerpen OCK), perias dan Make-up artist PELANGI Asosiasi Entertainment, Crew Wonosobo Costume Carnival dan Crew 'A' Event Organizer (Multazam Network), pernah bekerja di Hongkong dan Singapura. Cerpenis Terbaik VOI RRI 2011, dan diundang untuk Upacara HUT RI ke 66 di Istana Negara bersama Presiden RI. BMI Teladan yang mengikuti Sidang Paripurna DPR RI 2011 dan menjadi tamu Ketua DPD RI. Dinobatkan sebagai Pahlawan Devisa Penulis Cerpen BNP2TKI Tahun 2011. Pemuda Pelopor Dinas Pendidikan, pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah kategori Seni-Budaya Tahun 2012. Menyukai langit, stasiun kereta, dan warna biru. Salah satu penulis Undangan Event Ubud Writers and Readers Festival 2011 di Ubud, Bali. Dapat dihubungi via Email FB/YM : Nessa_kartika@yahoo.com.

Tuesday, January 4, 2011

[PUISI] DANSA DERITA


Sakban Rosidi

Ingin aku mengajarkan kembali kepadamu,
bahwa rasa sakit yang paling sakit dari pengkhianatan tetapi yang tidak membunuhmu,
justru akan menguatkanmu. Salam. (Sakban Rosidi)

SAJAK PENGANTAR:
BAPAK SAKBAN ROSIDI SAMINOE

Akan kutulis nanti sajak tentang kebaikan
Agar diniatkan jauh hari dalam pikiran
Akan kubacakan nanti puisi keadilan
Agar terbela para korban kejahatan
Tetapi juga akan kukisahkan tentang hormat diri
Agar tak lagi ada korban kejahatan sukarela
Karena kelemahan adalah awal dari segala kejahatan!

Akan kudoakan bagi para korban
Agar berkekuatan dalam kebaikan
Agar bertegar hati dalam keadilan
Agar berkeberanian dalam hormat diri

Akan kudoakan bagi para pelaku
.... ah tak kuasa aku!


Ani Ramadhani

1. ANI RAMADHANI

Dansa Derita
Duh...aduh, kelakar dari mulutmu
Saat senja itu engkau datang merangkulku
Mengundangku di perjamuan pestamu
Mereka, aku dan kamu

dansa...ayo kita dansa...
Lagu keroncong atau salsa?

 Menu pilihan engkau sajikan
Jiwa-jiwa gersang tak lagi engkau pedulikan

 Lalu, saat aku bertanya Mau kau apakan?
Jawabmu, Ach..tenang...kau dan mereka hanya akan kujadikan umpan!

 Sajak pesakitan, mengaduh peluh
Lipur lara hanya tertuang keluh...
Duh aduh..,jiwa mereka terkukuh

Lalu kenapa kau setega itu padaku?
Sajak pesakitan menjawab, Ach.., ini kan salah lo.., kenapa mudah di tipu..!!!

Sajak pesakitan, mari... lanjutkan dansa itu...
Silahkan pilih sajian lagu itu,
Bukan lagi salsa, bukan pula senandung pilu...

Lagu baru menunggumu...
Duhai....ayuuuk, kita mainkan.....

Sebuah inspirasi untukmu yg sedang kecewa kawans...
Sebuah duka mendalam..,
(Sebuah goresan luka 17 Nov 2010. Dari bahasa hati)


Nessa Kartika

2. NESSA KARTIKA

Ku sambut uluran tanganmu
Mari kita berdansa
Jangan lupa injak kaki si pesakitan
: Pura-pura saja tak sengaja

...Kita gandeng tangan korban yang lainnya
Semakin gegap irama
Semakin ceria dansa kita
Biarkan dia memutar fakta
Kita putar otak kelak kita jadikan dia berita

Kita lihat
Siapa yg terakhir kan tertawa


Kine Risty

3. KINE RISTY

Dansa ayo berdansa
Jangan lupa mata mengikutinya
lirik pesakitan injak kakinya
satuduatiga...
Angkat kaki senggol kanan senggol kiri
...terseok pesakitan tak mampu berdiri

putar lagunya sekali lagi
ayo berdansa sambil tertawa menikmati pesakitan mengiba dengan bermandikan air mata buaya
kita tertawa diantara luka karena dusta dari pesakitan yang selalu mencari mangsa

Kinan Fajri

4. KINAN FAJRI

Dansaku telah berlalu
Lagu telah kuhentikan
Meski irama syahdu pilu masih terngiang
Biarkan dia berpesta
Pesta kehancuran untuk singgasana
...Aku meninggalkan pesta...
Dansa...
Gemerlap dunia tdk hanya indah krn pestanya
....


Indira Margaretha

5. INDIRA MARGARETA

kenapa kau tak mengajak aku juga kawanku
saat kau meninggalkan gemerlap itu.
Kami lebih suka gelap yang tenang,
ketimbang lampu disko yg menyilaukan
lalu membuat kami limbung dan terjerembab
karna mabuk diawang2.
Jatuh berkeping menyisakan...
pecahan dalam daging.
Oh...

6. KINE RISTY

aku bisa semakin kacau
bahkan semakin gila dengan irama dansa yang meyayat jiwa

buka saja menunya didepan umur
...
biar sekalian kehilangan muka

haha dasar orang tak diri

Muntamah Sekar Cendani

7. MUNTAMAH SEKAR CENDANI

dansaku belum usai ketika kurajut awal mula
lagu kan terus ku putar rock n roll atau country
akan daku lihat kelihaianmu
dansaku yang merunut pada kisah lagu
sekalisekali kau injak kakiku
...namun....
suatu saat ku beset mukamu

8. NESSA KARTIKA

Aku berdansa berdua
Tak tau dia mencuri roti
Di belakangku

Sekali..
...Dan sekali lagi

Sampai suatu pagi
Lagu untuk ibu
Terkirim pd sang pesakitan
Yang mengorak-arik pagiku
Membuktikan kecurigaanku
Mendapati semua remah roti di wajah bulusnya
Mulut buaya.

9. KINAN FAJRI

Maafkan aku
Aku tak tahu
Engkau mendapat undangan istimewa
Perjamuan
...meraih mimpi
Pesta dansa pembawa lara
Get Up!!
Luka akan sembuh
Sakit akan berlalu
Goreskan kembali tinta hidup
Kita menari
Tarian hati ....

10. INDIRA MARGARETA

Lukaku dah ditiup kekasihku,
namun bagaimana dg kawan2ku.
Apakah mereka mash mabuk kain merah beludru
yg melegenda diatas tanah pijakan?

11. MUNTAMAH SEKAR CENDANI

mentolo tak pangan mentahmentah
senajan sliramu laku kaya ibu
neng ing kasunyatan
tembungmu mowo upas kang tan bisa den golek ana ngendi pengapesane

ingin ku makan mentahmentah
meskipun kau berlaku seperti ibu
tapi pada kenyataannya
ucapanmu mengandung bisa yang tak dapat aku cari dimana penawarnya.

12. KINAN FAJRI

Edisi pagi buta,
bersama dingin udara,
percikan air hujan,,
kita berpuisi,,
penyeka duka,
tertawa bersama ,,
senyum kita,,
semangat kawan,
maafkan aku yg terlambat menarik kalian,,
doa kt smg menjelma bidadari,,.
Aamiin ,,
Titip salam unt orang yg... paling kusayang,,,

13. INDIRA MARGARETA

Luka terkadang bukan petaka,
Sakitnya memang terasa menyiksa
Diantara gulana rasa
Diantara kecewa hati
Luka menyuruh kita dewasa
...Tanpa luka, tak akan pernah tau arti nyata
Kayau kawan2ku tercinta


Karin Maulana

14. KARIN MAULANA

sakitku sudah tak tertahankan kawan!
dipermainkan,
masih nyuruh utusan utk memarahiku tanpa alasan

15. SAKBAN ROSIDI SAMINOE

Apakah aku ...a ...b... c .... tanpa makna?
Apakah aku ...1 ...2 ...3 .... tanpa arti?
Apakah aku ... segala tanda tanpa nilai?
Ooooo ... hati nurani kemanakah engkau?

16. INDIRA MARGARETA

Nurani telah tertutup lemak dusta
Melingkar, menimbum dalam kata
Membuai merayu hanya sekejab saja
O.., andai saja kau tau betapa aku terluka
Tanpa kira ternyata kau di sana masih berpesta..

 17. NESSA KARTIKA

mungkin tuhan kirimkan ratapku pada bunda kepadanya
agar terbuka mataku akan pengkhianatannya.
hmmmm

18. SAKBAN ROSIDI SAMINOE

Bukan
bukan
bukan
kau bukan tak tahu betapa aku terluka
tetapi kau tak mau tahu betapa aku terluka
...tak mau tahu
tak mau
tak

19. KARIN MAULANA

BUKALAH TOPENGMU!!!
Katamu...
Korupsi kau benci!
Teriakmu...
Keadilan harus ditegakkan!
...Tapi lihat kami disini. Para pe-dansa derita.
Terluka, teraniaya karena kau Dzolimi!!!

20. KINE RISTY

ayo berdansa sekali lagi berdansa
lagu salsa beriringan dengan tawa mengulum luka

21. NESSA KARTIKA

Berdansa dengan mimpi
Meski masa lalu pupus sisakan keluh
Eratkan pegangan
Biar langkah makin kukuh bersauh

Minda Syam

22. MINDA SYAM

PEDANSA..........LAGUMU TERPENGGAL

ada yang tak bisa kuredam.......
denyut jantung yang mengenjan, kaget........
duh.........apa aroma wangi yang tersebar
bukan bunga mawar yang memabokkan
tapi aroma bunga bangkai?
apa bukan hidung yang tersumbat
atau hanya karena tak bisa aku sesambat?
cuma sekelebat aku menangkap irama rancak
dan langsung menjadikan berdansa ria
hingga ku merasa tak kuasa
telah hafal lagu dan tariannya........
mana bisa sekejap telah melangutkan
jiwa dan raga hingga tertinggal hanya
pesona dan aroma yang beda,
duh...Gusti......apa yang akan kutarikan
kubersembahkan pada balas nikmat
yang telah KAU beri, bukan untuk
jadikanku selebriti atau mengeruk materi
jika kebenaran ini datang
KasihMU.........SayangMU......
tak habiskan kudalam kubangan yang bakal
menjatuhkanku........tangan indahMU
campur tangan diselamatnya hidupku
tak ada dendamku......tak wajib ku rejam piluku
ainul yakin duh Gusti.......Panjenengan yang
lebih pantas ..........
menentukan apakah berbalas hidayah
atau dengan cara Panjenengan yang Maha Adil
menghentikannya agar tak makin banyak
pedansa dengan lagu gegap gembita
terkapar............ternistakan.

23. INDIRA MARGARETA

Semua memang tiada di nyana kawan..,
Kepahitan tak hanya di lati
Tapi sudah merajam hati, perih..
Bersama bingaki kosong,
Kau haturkan hadiah
...Kemudian kau menuntunku memandang awan
'Lihatlah.., lihatlah awan..'
Bujukmu menengadahkan kepalaku paksa
'Disana ada indah Nak,'
Betul! bunga-bunga bayang terhampar di sepanjang jalan
"Ambilah, petiklah.., itu milikmu sayaangg.."'
Oh..
Aku terlena bersama karibku di taman bunga
Sejenak kami ciumi aroma syurgawi
'Ha.., ha.., ha.., ternyata terlena'
Matilah!!
Tuhan.. kami tersesat
Dimanakah kami??
Karibku menagis, aku mengelus
Sejenak aku tiada kata
Dan mungkin..,
Aku tak perlu berkata-kata
Biarlah waktuyang menjawabnya
Pada saat aku menoleh kebelakang
Rabb.., semua kawanku terluka
bersimbah darah
Mengalir pada segenap muka
Haruskah aku diam???
Jawab!!

24. NESSA KARTIKA

ku sertakan tautan untuk semua korban
meski kita tak kuasa sampaikan
betapa kejam pengkhianatan
kenyataan tak terbantahkan
owalah... dasar pesakitan.


Helmi Adam

25. HELMI ADAM

Aku tak pandai berdansa seperti mereka..
karena aku rakyat kecil yang sengsara..
Dansa terlalu mewah buat lapar dan dahaga..
Berdiri tegakpun aku susah, bagaimana mau berdansa..?

26. MUNTAMAH SEKAR CENDANI

hanya ada satu kata. LAWAN!

Rikala mangsa kepungkur sliramu dadi panutan isun
Nuwuhake rasa kang ngudi luhur minangka jejering pengayom
Ana sakwatara wektu sliramu

Ayolah bangkit kawan!
Dansa ini belum usai

Langgam jawa masih terasa merdu meski kadang pilu
Berlagu gendinggending yang akan mengiring kita
Pada kejujuran naluri yng tak dapat teringkari
...Aku menjamah secuil rasa yang mengejawantah
Dalam pekat wajah sang pesakitan

Marilah kawan!
Kain kafan belum terbentang pelayat pun belum jua datang
Karena malaikat maut masih sibuk mendengar titah
Dansa dintara urai tangis langit yang menipis
Aku tersenyum kala kaki terjerembab pada ungkapan manismu
Wajahwajah setan bertandang
Menyelinap diantara gugur hati
Yang remuk kau rejam
Mulutmu manis berbingkai asma-NYA
Kemunafikan menyelimuti tubuhmu
Wajah singa tak tampak oleh bedak bisamu
Duhai dansa ini belum usai! 

Rilda A

27. RILDA APRISANTI OE TANEKO

lepaskan aku sekejap,
boleh aku memikirkan sajak apa untuk berdansa

28. NESSA KARTIKA

Jangan marah kakak
Aku lah yang menyeretmu berdansa
Meski kau pernah menolak
Yang tak ku tau berakhir derita
Kita jadi korbannya
...Harapku kau tak pernah tau
Tapi keadilan membawaku memberitahumu

Ah,kakak
Andai kau tau...

Aku berharap kakak menari bersamaku
Menyuarakan nada yang sama dengan pedansa lainnya
Pedansa yang termakan cerita
Dan meski berpuas diri menanti berita.
Yang tak akan tiba 


Bimo MUkti The Snowman

29. BIMO MUKTI

Laki-laki tua dan gadis dr wonderland.

aku laki2 tua sedang menghitung batu kali
memainkan musik dari derit udara dan gemericik air
menulis daun menatahkan huruf pada lempengan batu gunung
...
gadis pemimpi dari wonderland menari melompat-lompat di batu cadas
menyanyikan irama air dan sepoi angin
di sungai hutan itu buaya dan kaum serigala merajuk

nyanyiannya semakin santer terajuk serigala
suara pak tua lenyap senyap terserap nyanyi dan rajukan sahut menyahut
gadis kecil itu bilang,'tak mengapa pak tua,gigitan serigala dan cabikan buaya menerbangkanku ke surga'
'biarlah sakit dikerat bila nikmat kudapat'

aku si tua penatah batu gunung pembaca daun
dan gadis kecil masochist dalam nikmat lukanya
berharap buaya memuntahkan keratannya
karena batas cinta dan buas tipis

senja telah usai
warna anggrek tak lagi secerah ungu ametis
dan hujan selalu berhasil menyihir malam yang muda
menjadi jazz remang-remang beraroma arabika

pernah kutuliskan tentang sihir hujan malam-malam
dan kuduk yang demam oleh doa-doa
bersama lonceng tujuh kali, seperti kisah peri

pukul enam malam ini
halimun membasuh kota dari debu dusta
sepanjang deru mesin pagi hingga petang
sebising perang di zaman godam dan pedang

dan dingin yang mengabut
begitu saja melupakan senja
yang sebentar tadi masih membara
semoga enam kali lonceng menghapus jejaknya

30. KINE RISTY

akuaku tertunduk malu melihatmu menebarkan pesonamu

kamukamu tawarkan katakata manis untukku

perlahan kau ulurkan tangan memberi bunga nan indah kepadaku
...
saat ku sentuh aku berjingkat..

bunga nan indah melukaiku dengan duri menusuk kulitku

"ah itu luka tak seberapa" katamu sembari memberikan senyum terpahit dimataku.

aku tahu sebenarnya bungabunga ditanganmu sudah layu

"ah bukannya bungabunga yang layu itu sudah pantas menempati keranjang sampah?" ucapku sambil mencuri mimik pesakitanmu

engkau mengelak dengan sejuta alasan yang semua hanya tipu muslihatmu

kau gali kuburanmu dengan kebohongan yang kau ciptakan dari imaginasi liarmu

biar kuputar kembali lagu yang kau cipta

kuseret engkau untuk ikut berdansa bersama kamikami wahai penancap duriduri luka

31. MUNTAMAH CENDANI

Ana sak watara wektu sliramu dadi gugunging ati
Rasa kang banget isun tuwuhake marang sliramu
Apa bae kang dadi pangucapmu tansah isun gugu
Mongso lunga tumuju lereping srengenge
Ati ketirketir nyumurupi samubarang kang nyolowedi
...Bapa biyung sanak kadang
Para sedulur kang tansah den atiati ing pengucap
Menawa tembe mburi ana kang nyimpen wadi
Kasunyatan katon tanpa isun kemecap
Para sedulur pada tangi gemregah nuwuhi kahanan kang irisiris
Mongko saka tembung kang kepriye isun bisa nuwuhake rasa kaya rikala jaman semana.
Kapercayan kang wis mlebur dadi awu kaya bledhuk kang kesaput
angin.

Dang Aji Sidik

32. DANG AJI SIDIK

Dansaku adalah luka
iramaku adalah lara
tarianku adalah nestapa

Aku kerap berdansa di atas air mata
...Merasakan getirannya didustai
Mengecapi pahitnya dikhiananati
Namun jiwaku tak akan pernah mati

Teruslah berdansa...
Irama hidup pasti bertukar
Tarian waktu silih berganti
Segala pengkhianatan akan terbalas nanti !

33. NESSA KARTIKA

Sepasang pedansa tak akan bisa apa-apa tanpa penabuh mimpi
Penegar hati
Walau sepasang pedansa tertikam berulang kali
sang peNabur mimpi ada disana melebarkan kedua sayapnya
Menjaga dan mengayomi
...
Sang penabur mimpi..
Taukah kau,
engkau pun salah satu pedansa yg terkhianati?

Mari kita eratkan hati.
Hai sang penabur mimpi
Ajari kami mengalahkan naga yg mencuri sinar mentari.
Membenamkan para pedansa dalam kegelapan
Menari limbung namun masih saling berpegangan


Rosidah Abidin

34. ROSIDAH ABIDIN

Kita terus berdansa bersama
Meninggalkannya
Hati terkoyak
Tak kuasa iringi bahagiamu

...Menghilang sajalah!
Habis sudah senandung rindu
Terhempas pengkhianatan
Tak usah lagi pamerkan tarian iblismu

Biar kami hentakkan segala derita
Kuyakin waktu membasuh luka
‘Kan tiba saatnya giliranku berdansa
Dalam hangatnya pelukan malaikat2
(maaf edit dikit ngk blg2)


Yully Riswati

35. YULLY RISWATI

Irama tak bernada

dansaku telah di mulai
tanpa iringan musik ataupun lagu
karena semua suara telah lerai
...terserap dinding pembatas kalbu

batas benci dan cinta

batas rindu dan dendam

batas keangkuhan dan keramahan

batas keserakahan dan keadilan

batas nurani dan nafsu setan

batas segala batas, tanpa akhiran

dan hingga batas ketentuan waktu
aku masih berdansa tanpamu
dengan gerakan cinta
teriringi irama tak bernada


Hesty Pramytha

36. HESTY PRAMYTHA DIVE

Aku? Agh...hanya makhluk kecil yang terkurung dalam ruang dansa
jadi ya...mau tak mau harus mengikuti pesta yang ada
mungkin satu hal yang bisa menyelamatkanku
...adalah merayu Sang Empunya
agar saat pesta usai dan ruang terbuka
aku bisa tersenyum lega...

37. YULLY RISWATI

Ah.. secepat itu kau lupa

kita pernah berkolaborasi

mendendangkan lagu romansa

dengn syair abadi



“Potong bebek angsa

masak di kuali

nenek minta dansa

dansa empat kali

serong kekanan

serong kekiri

la la la la la la la ”



Ya sudahlah...

lelah berdansa tak mengapa

tetapi mengapa kau tega

mencampakkanku di sudut istana



apa karena aku menjelma renta?

atau karena hadir pilihan kedua?

jawabmu tak kan ku tunggu

karena lantai dansa telah memanggilku


Zahra Zhou

38. ZAHRA ZHOU

Mari berdansa, sayang!
Di lorong-lorong pedih kehidupan
Ketika nyala khianat membara
Melumat saga di pangkuan senjakala
Hingga malam menempuruk dalam nestapa

Mari berdansa, sayang!
Dalam irama tetes air mata

39. RILDA TANEKO

‎'Diikat tali kita dipaksa menari
seolah boneka kayu yang tak bernadi
apalagi punya nyali

Tepuk tangan berderai
uang berghamburan
Sang tuan-pun menyeringai
senang

Pun boneka kita bukan
maka ayo kawan hentakkan kaki
bersama kita teriak
: Berhenti!'


Maria Bo Niok

40. MARIA BO NIOK

Ah Kasihan....

Entah Siapa yang salah
Waktu tlah bicara
Mereka tak tau akibat ulahnya
membuat nyanyian nyinyir bibir-bibir merah
yang seharusnya tertawa merekah
Sebongkah kesombongan bermain di pasir waktu

Biarlah...
Biarlah...
Biarlah...

pelajaran tlah terpetik dari kejadian

Stevi Sundah

41. STEVI YEAN MARIE

Jemari lapuk
Memandang luka
luka pada kaca yang cantik
Sanggupkah cermin memberi bayang?
Cermin
Diam pesona melayang
Terpaku bayang
Tinggal retak yang memisahkan

42.  NESSA KARTIKA

Runut lagunya biar terperi
Goyang kanankiri sesuaikan irama
Dansa belum berakhir
Masih banyak ruang untuk bahasa hati
Pegang tanganku kita menari lagi
...Tarian jiwajiwa yg terkhianati.

43. YULLY RISWATI

jiwa-jiwa terkhianati

menimbun luka nestapa

terus berdansa tanpa hati

karena duka mengembara

entah bila berakhirnya...


Ence Abdurohim

44. ENCE ABDUROHIM

Aahhhh
Jangan kau rubah rasa itu menjadi dansa
Gemulainya akan membawa kepedalaman tanpa warna
Iramanya , selalu mendramatisir suasana
Kalau tetap mau melantai
...Gerakanlah langkah2 yg terpatri diatas menara yg menjulang ke awan
Biar kau lihat makna dibalik rasa yg kau manja
Ayoooo...
Gerakanlah lagi
Jangan kau ragu menaiki tangga
Ayoooo.....
Lenturkan setiap gerakan hati
biar piawai mereka ulang yg terjadi
Ayoooo....
Tidak ada jiwa yg terhianati..
Yg ada kita belum memahami 


Wisiwin Ancila

45. WISIWIN ANCILA

Salsa melena rupa
ketika genggaman tangan melepas sejumput asa.
Tak berguna tatap mata peneduh jiwa,
jika ruh mengelana tanpa raga.
Iman diantara adaku dan adamu hujahkan Islam,
buahkan ikhsan yg berkesinambungan...

46. MINDA SYAM

TAK PERCAYA.........AKU KORBAN MU ?

lagu itu masih berkumandang jelas
meyakinkanku tentang indahnya
gemerlap stage......dan red karpet
dengan pukauan dan kilatan lampu blitz
yang menyilaukan.....
dalam keindahan semu yang bakal
kulewati menjadikan indah mimpiku
dilipatan pisau selimut itu
detak jantungku pun terhanyut dalam
irama tak tentu
ada sesal dan kecewa
bintang yang berpendar ternyata
tak cukup benderang di gelap malam
dan sinar mentaripun membutakan
mata tak enak di terangnya
sungguh naif.........melemparkan
parang hingga tak berdarah
tapi nanah justru melumuri
diluka hati yang tak bakal terlupa
hidupmu ternyata
tak bermakna. selain.......
menebar lara dan kesumat


Diah Kartika

47. DIAH KARTIKA

Ketika layu menyapamu…
Kau mengajakku berdansa…
Kau bawa aroma yang memabukkan…
Hingga aku pun tergoda wanginya…

Kita berdansa bersama…
Menikmati alunan musik yang ada…
Kau bawa aku dalam mimpi2mu…
Yang tinggi dan tak berujung…

Di ujung ketinggian kita berdansa…
Kau lepas genggaman tanganku…
Karena wangi itu melintas sesaat menyapamu…
Hingga aku pun terjatuh…
Perih…
Sakit…
Dan luka yang ada begitu parah…

Di lembah kesunyian…
Aku pun terpaku sendiri…
Sayup-sayup alunan musik itu masih kudengar…
Mengiris-iris hati yang terluka…

Kebencian yang memuncak…
Membangkitkan diriku…
‘Tuk keluar dari fatamorgana…

Akankah wangi itu melekat selamanya…
Hingga angin ‘kan membawamu terbang tinggi…


Kus Winarto

48. KUS WINARTO

DANSA ULAR

Tuhan memberiku warna kulit
Hijau. serupa hijau daun
Dan aku melingkar, kau kira daun
...
Tuhan memberiku warna kulit
Cokelat. serupa reranting
Dan aku bisa memanjang seperti ranting

Tuhan memberiku warna kulit
Hitam. serupa legamnya malam
Dan aku bisa lesap di belantara gelap

Tuhan memberiku warna kulit
Untuk perlindungan, karena Tuhan sayang
Supaya hidup bisa dipertahankan

Tapi ketahuilah aku ini bangsa ular
Warna kulit bikin gatal juga pengin menipu
Dan kau adalah korban berikutnya

Siap-siaplah kau kupedaya
Hahahaha....
Kediri, 05 Januari 2011


Ratu

49. RATU BILQIS

Pesta di gelar
Handai tauland memenuhi undangan
wang Melati, mengalahkan kasturi
...
Senja turun,
Aku termenung
Malam merayap,
Aku masih berharap

Keparat!
Kamu tak datang
dengan hari yang kau janjikan

50. YULLY RISWATI


‎1..2..3…
musik kembali diputar…
lampu-lampu di nyalakan
melantai berayun melambai

...eit…stop!
hentikan kekonyolan ini
berdansa dalam pesta kematian
berdendang di ruang pemakaman

masih pantaskah kita dimanusiakan?

4 comments:

  1. Taniah lah atas buku kamu "Karenina Singa Bauhinia".

    Cermelang lah blog ini. Saya sering melawat Indonesia yang saya menganggap indah sekali. Walau pun kerja di Singapura tidak senang, saya harap kamu sentiasa mempunyai semangat yang positiv. (Roger Poh, Singapore)

    ReplyDelete
  2. hay hay hay..baru nyadar di culik di sini.....

    ReplyDelete