Aku masih marah
Angin tak menyatukan rasa tara di dada
Sementara, ayunan akasia terhuyung
Berat membawa jejakan kaki burung burung
Melepas senja,
Terlarung dalam bulan kemerahan yang tersembul di balik awan yang mendung
Di samping setapak telaga
Aku, kamu dan dia, diseling amarah yang terkurung
Tak mampu katakan salam
Dari cemara dan berwarna membawa wangi damar
Meski sinarnya berjelaga
Jejakmu, masih membuatku marah
Perasaan kesal meruam
Sekujur kulitku bergetar
Keindahan tak ada lagi, hati bersimbah kesah dan cekat nafas di tenggorokan didihkan darah
Sementara aku masih berdiri di ujung harap
Cerita tentang mahacinta terkubur, bersama jasadmu
Tertimbun hitungan taun, namun tak hilang
Serta membayang di ujung
Tak kira resahnya
Kisah kita tak bercerita
Tak bisa kukatakan selamat tinggal
: kematian adalah penyimpan rahasia terbaik
Dan hanya Getar,
Tertinggal dalam kepala
(Demak-Jepara, 11 April 2025)