Hai,
Kamu yang selalu sesakkan nafas tiap teringat. Kamu apa kabar?
Kamu telah menelan sedikit demi sedikit kegundahanku, menyadarkan inginku, menjadikannya milikmu. Ada rasa ingin terhubung melalui lorong lorong waktu, menembus batas kasat mata, tak hilang oleh lelah menempuh bertahun tahun cahaya. Sekarang rasa itu kemana?
Ada getar yang ditularkan tatapmu, menghujung di hariku. Menghujamnya dengan sepi tak terperi, karena kau tak disini. Tak pernah disini. Hanya yakinku kau masih aku.
Sampaikah pesanku?
Aku tau tersampaikan, dari gelisah di mata indahmu. Senyum di bibir bagusmu. Dan apakah itu resah yang kubaca?
Rindukah?
Mungkin aku membuatmu menyerah. Rasa ini pun sudah sangat payah. Kau dan kualitasmu, membuatku jatuh dan jatuh lagi. Namun ada dinding kaca, menahan langkahku... tebalnya tidak terperi. Terasa bagai patah hati.
Aku mencintaimu, selalu. Hatiku masih berhenti di suatu waktu dimana hanya ada aku dan panas tubuhmu.
Aku selalu ada untukmu...
Walau gundahku melumpuhkan semua peka. Hingga diam adalah jalan terbaik.
Aku merindukanmu, kau hanya perlu percaya.
#hotelKresna, Mei 2018
Mbuh nggo sapa