Kutulis ini sambil tersenyum. Lagu Sunshine berdendang di belakang otakku.
You are my sunshine
My only sunshine
You make me happy
How much I love you
...
Aku bersyukur di tengah deru cepat hidupku yang tak mudah. Ada Kamu. Kamu yang bisa membuatku tersenyum tiba-tiba bangun tidur setiap pagi, terus tersenyum hingga aku tidur lagi.
Di setiap hariku ada harapan yang dipupuk untuk bertemu denganmu. Karena satu pertemuan saja tidak cukup. Like a crush school girl. Hard crush indeed.
Mengingatmu kadang menimbulkan tanya, apakah kamu memikirkanku juga. Ketika bertemu denganmu, kau dan bahasa tubuhmu menunjukkannya. The feeling is mutual. We had it for years, and it's still going. Kamu dan aku hanya tidak punya kesempatan.
Sunshine...
Kemarin kau memegang tanganku. Mengelusnya dengan kasih sayang. Dalam sekejap hilang segala penyakit di tubuhku. Aku merasa sehat dan bahagia.
In another circumstance, Aku ingin jadi pasien dan kamu perawatnya. Seumur hiduku. Indah bukan?
Kita tidak pernah memikirkan titik ini, dulu, waktu kita memutuskan untuk bersama. Kini, tiba di titik ini, hanya bisa bersyukur kau masih ada untukku.
Kita, selalu bersama orang lain sepanjang waktu. Anehnya... Kau tak memperbolehkan aku bersama orang lain saat ada kau di udara yang sama. Aku menyukai gelisah di matamu yang kuartikan sebagai cemburu.
Matamu yang indah akan menelanku bulat-bulat, seolah untuk persediaan hingga pertemuan berikutnya. Ah, aku hanya perlu senyummu dan aku akan mencintaimu bertahun-tahun.
Sunshine...
You make me happy
How much I love you
***
The party, Kuripan, 5-4-2019
No comments:
Post a Comment