Hai, Kamu. Keluarlah dan pandanglah langit. Bulan menyala terang di antara angin dan kegelapan malam. Tutup matamu dan dengarkan baik-baik. Ada nyanyian rindu dari antah berantah yang merejam jantungmu, membelah memorymu pada suatu masa, aku di sampingmu.
Lagu itu masih sama, sayangku. Di tepinya kau akan merasakan aliran sungai, begitu surgawi. Tenang dan jernih, bagaikan mimpi yang berada di sisi pagi, terlupakan namun mengambang di awang kenangan.
Beberapa baris mungkin berisi kesepian. Berapa lamakah kau jauh dariku. Tak membiarkanku menikmati sosokmu yang lebih ayu dari diriku sendiri. Kadang berubah buram, kadang cemerlang dengan senyum dan ingatan. Namun, tak tersentuh. Hanya satu dua keindahan terbias di matamu yang kusangka mencari-cari aku. Aku yang rindu.
Lalu, kau akan temukan pula pasrah karena rindu ini begitu payah. Kau menyiraminya lagi dengan bintang-bintang. Seolah tak ada cinta lain bagimu yang lebih indah, selain cintaku.
Ah, cintaku... Percayalah. Kau memang yang terindah. Aku ingin bersamamu setiap waktu.
Bagaimana? Kau setuju?
No comments:
Post a Comment