Kapten Ken adalah pilot bule sahabatku. Dulu ia bekerja untuk maskapai penerbangan negara lain. Baru beberapa bulan terakhir ini ia bekerja di maskapai penerbangan yang sekarang.
Beberapa minggu yang lalu saat pemberangkatan kloter-kloter jama'ah haji. Ia yang biasanya bertugas terbang Amsterdam-Dubai. Hari itu ditugaskan menerbangkan kurang lebih 200 orang ke Jeddah.Sebagai seorang pilot berpengalaman menerbangkan mereka-mereka yang 'terbiasa' terbang, kali ini ia merasa nervous harus menerbangkan 200an orang yang 'tidak terbiasa' dan bahkan 'belum pernah' terbang. Dan (wallahu a'lam) mereka semua tua-tua. Di tengah-tengah penerbangan ia merasa ingin buang air kecil ia pun pergi ke toilet di bagian belakang kokpit. (Pilot juga manusia 'kan?)
Tapi betapa kagetnya saat ia mendapati seorang kakek jongkok di toilet duduk yg seharusnya dipakai dengan cara duduk dan kebetulan si Kakek tak merasa perlu menutup pintu!(Terus terang aku malu sekali waktu sang Kapten menceritakan ini padaku.)
Jangan hanya menyalahkan si kakek ini yang mungkin terbiasa dengan toilet Indonesia yang umumnya jongkok. Entah itu yang terinstal dengan baik dan higienis ataupun jamban umum yang terbuka di sisi kolam-kolam ikan ataupun tepi sungai.
Aku ingat kejadian waktu aku masih di penampunganku di Semarang. Ada beberapa anak TKW yang sudah diterbangkan dipulangkan kembali karena masalah yang sama, tak menyiram toilet.
Memang terasa lucu membayangkan kebingungan mereka yang terbiasa menampung air di ember untuk membersihkan diri dan tentu aja menyiram toilet, tiba-tiba ketemu dengan toìlet luar negeri yang garing-ring tak ada air setetespun. Orang negara-negara maju tempat tujuan kerja TKW memang sangat peduli akan kehigienisan sebagai bagian dari kesehatan. Air yang mengumpul diartikan sebagai sumber penyakit.
Kejadian-kejadian tadi memang memalukan, namun kita tak bisa menyalahkan. Saat ini toilet duduk sudah bukan barang baru. Banyak rumah, kantor maupun pusat perbelanjaan yang menginstalnya. namun untuk yang tidak tahu pasti tetaplah kebingungan. Karena ketidak tahuan mereka akan tata cara penggunaan toilet duduk, apalagi yang tanpa dilengkapi kran khusus di sampingnya maka muncullah masalah-masalah yang memalukan. Solusi praktisnya mungkin dengan menginstalasi toilet duduk di penampungan-penampungan TKW dan kloter calon Haji sebagai bagian dari training.
Tips dari saya hanya anda bawa tissue kemana-mana jika bepergian keluar negeri ataupun sekedar ke pusat-pusat perbelanjaan. jadi jika suatu saat dipertemukan dengan toilet duduk yang tidak dilengkapi dengan kran air khusus, anda masih bisa membersihkan diri setelah buang air dan Siram toilet setelah dipakai. Eits, jangan lupa cuci tangan! Mencuci tangan terbukti dapat menghilangkan kuman penyebab penyakit. (Kok jadi kayak iklan sabun sih?)
Tulisan ini hanya untuk sekedar berbagi cerita, jika ada pihak-pihak yang tersinggung, saya minta ma'af sebesar-besarnya.
***
Biodata Penulis ;
Nessa Kartika, Kelahiran Wonosobo, 27 Mei 1983. Pernah bekerja sebagai Buruh Migran Indonesia di Hongkong dan kini bekerja di Singapura. Pengalaman menulisnya bermula sebagai kontributor karya antologi “Luka Tanah Priok”(2010), dan berlanjut pada “30 Hari dalam Cinta-Nya”(2010). Dan Kumpulan cerita “Karenina Singa Bauhinia”(2010) ini merupakan karya bersama sahabatnya di dunia maya, Karin Maulana.
ambil dulu di dapur sana..... hehe