Ay ...
Lihat serangga musim hujan yang beterbangan menuju rembulan. Meski angin membunuh, setidaknya mereka punya tujuan. Cintaku seperti itu ... Diam dan menunggu, meski kadang tersiksa terka. Namun aku tetap berdiri di sini. Karena kebersamaan bukanlah tujuan. Inilah cintaku dengan caraku.
Setiap detik kita isi dengan rangkaian kalimat dari hati. Sajak dan Puisi bisa bermakna ganda, tiga dan seterusnya. Tapi kejujuran rasa dapat terbaca dari sikap. Tak apa setiap senja tiba kita tak mampu saling memeluk. Kita punya dunia, nikmati saja waktu. Maafkan masa lalu. Maafkan pula aku yang tak mampu berada di sisimu... menemani senjamu.
Jika pertemuan tiba di dimensi lain alam mimpi. Rekamlah ... Kita bisa membahasnya sambil menikmati seduhan kopi yang sudah diaduk seratus kali. Jika pun tanpa pertemuan, rasa ini esa. Kau tahu artinya.
"... dan surat itu membuatku terharu dan makin yakin, jika itu bukanlah semu."
ReplyDeletejangan diyakini! dosaaa... ga masuk rukun iman kok. :D
ReplyDeleteterus masuk rukun apa?
ReplyDeleterukun tetangga. :D
ReplyDelete