About Me

About Me
Writer, Pengelola Rumah Baca Istana Rumbia, Staff redaksi Tabloid Taman Plaza, Admin Yayasan CENDOL Universal Nikko (Koordinator bedah cerpen OCK), perias dan Make-up artist PELANGI Asosiasi Entertainment, Crew Wonosobo Costume Carnival dan Crew 'A' Event Organizer (Multazam Network), pernah bekerja di Hongkong dan Singapura. Cerpenis Terbaik VOI RRI 2011, dan diundang untuk Upacara HUT RI ke 66 di Istana Negara bersama Presiden RI. BMI Teladan yang mengikuti Sidang Paripurna DPR RI 2011 dan menjadi tamu Ketua DPD RI. Dinobatkan sebagai Pahlawan Devisa Penulis Cerpen BNP2TKI Tahun 2011. Pemuda Pelopor Dinas Pendidikan, pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah kategori Seni-Budaya Tahun 2012. Menyukai langit, stasiun kereta, dan warna biru. Salah satu penulis Undangan Event Ubud Writers and Readers Festival 2011 di Ubud, Bali. Dapat dihubungi via Email FB/YM : Nessa_kartika@yahoo.com.

Tuesday, August 16, 2011

15 Ramadan ~ Sayonara Singapore

Ramadan ke lima di Negeri Singa baru berlalu setengahnya, namun setengah selanjutnya aku tak akan lagi melewatinya di Singapura.

I'm going back for good.

Sejuta kenangan yang telah ku-pak. Kisah hidupku telah tercatat rapi dalam benakku. Angin telah memanggilku kembali. Cintaku telah menanti.

Aku ingin melukiskan khayalanku tentang Singapura 'di' Singapura untuk terakhir kali. Selanjutnya, aku mungkin akan mengeluarkan memoarku secarik demi secarik dan melayangkannya pada seisi dunia untuk membacanya dari tanah air.

-oOo-

Empat tahun lebih yang lalu. Aku datang ke Singapura melalui sebuah agency lantai dua People Park Complex di Chinatown. Saat itu, aku memang sudah eks Hongkong dan sama sekali tak takut dengan 'kebiasaan' agen membentak-bentak, menggebrak meja dan bahkan menampar BMI yang baru datang seperti aku.

Setelah aku akhirnya tiba di rumah majikan, pelan-pelan rasa phobia pada agen tumbuh. Hal ini sangat normal dan aku yakin dialami oleh sebagian besar BMI baik yang baru datang maupun transferan.

Ketika Kakek majikan meninggal dan majikan pertamaku memutuskan untuk memindahkan nama Employer di Work Permitku dari nama Akong ke nama Sir, aku bahkan berterus terang pada majikan bahwa aku tak mau menggunakan agency. Alhamdulillah mereka mengerti dan mendukungku. Selanjutnya pindah ke majikan Choa Chu Kang pun aku tak memakai agensi lagi. Semua diusrus oleh majikan pertamaku yang memang sangat baik.

-oOo-

Minggu pagi, majikan pertama menjemputku dari rumah majikan CCK. Lalu hari terasa cepat berlalu dengan aku berusaha membersihkan rumah mantan majikan yang acak-acakan tanpa pembantu lagi.

Aku ingat SMS dari Guru Bahasa Inggrisku di Penampungan PJTKIku di Semarang yang bilang temannya yang bekerja di agensiku yang dulu kemungkinan mau nitip barang. Muncullah ide untuk makan malam di Chinatown saja, sekaligus aku perlu menukar mata uang dolar pemberian mantan bosku itu ke rupiah untuk bekal pulang.

Kami tiba di People Park Complex sekitar jam enam lebih. Cukup padat oleh orang-orang perantau dari China. Semua seolah serba mafia. Cara bicara, cara duduk, cara merayu pembeli... Beberapa pelacur nampak berjejer menunggu pelanggan di beberapa sudut. Dengan pakaian sexy dan gaya tubuh yang mengundang. Bau dupa yang dibakar di mana-mana untuk menghormati bulan ke tujuh pun menyergap hidungku. Ah, inilah Chinatown.

Karena masih jauh dari jamku berbuka puasa. Majikan cukup pengertian untuk menemaniku putar-putar dulu menukar uang, beli cinderamata dan menemui orang agensi.

Perasaanku sangat campur aduk saat menginjakkan kakiku lagi di kantor agensi yang tak ada bedanya dengan nyaris lima tahun yang lalu. Beberapa anak dari Indonesia, Myanmar dan Philipina sedang duduk bergerombol dan berbincang. Perasaan deja-vu melandaku. Inilah aku lima tahun yang lalu.

Masih teringat rasa malu saat didudukkan di tengah-tengah kantor yang berkaca bening seperti etalase toko itu, lalu rambutku yang sudah pendek dipangkas lagi secara paksa. Aku memegang rambutku yang kini sudah panjang. Ada satu kelegaan. Agency do things for our own good. Pikirku. Tak ingin menyesali.

Ketika aku bertemu dengan pemilik agensi pun sikapnya lain dengan sikapnya saat menghadapi BMI yang baru datang. Sekarang semua tiba-tiba terlihat sangat wajar. Betapa penggemblengan selama di agensi telah mendidik mentalku selama bekerja di Singapura. Kecuali bagian kekerasan fisik, tiba-tiba aku mendukungnya.

Setelah bertemu orang yang kucari, aku pun meninggalkan agensi dan kini seusai sahur aku mencoba menuliskannya lagi. Perasaanku saat datang dan perasaanku saat hendak pulang.

Aku mencintai Singapura.

Sayonara Singapura.

-oOo-

2 comments: