Aku hari ini punya janji dengan seorang teman dari Lombok, Diana. Entah mengapa aku lupa!
Dia memang bukan teman akrab atau teman mainku di Singapura. Bukan pula teman di FB yang akan terbiasa bertukar komen sehari-hari. Dia juga teman muslim, meskipun dilarang puasa oleh majikannya.
Aku menemuinya karena aku jualan buku.
Ini semua kesalahanku hingga aku terpaksa menumpang taksi menuju tempat kami janjian. Handphoneku yang sudah gila hidup-mati tanpa sepengetahuanku. Pesan masuk tak kuketahui langsung.
Sekitar pukul 11 barulah aku sadar hapeku tak nyala. Saat aku menyalakannya puluhan SMS masuk sekaligus. Beberapa marah-marah karena tak bisa menghubungi nomorku.
Sambil cengar-cengir aku periksa satu persatu. Salah satunya adalah dari Diana. Dia memesan bukuku sejak lama sekali. Sekitar bulan Februari setelah artikel tentang bukuku muncul di surat kabar.
Aku sampai kaget saat menerima SMSnya yang sudah dikirimnya sejak kemarin malam bahwa kami janjian di Bukit Timah Plasa jam 12. Ya Allah... Aku lupa! Kutengok jam masih ada waktu, namun tak mungkin aku naik bus... Aku putuskan untuk naik taksi saja nanti. Cepat-cepat aku selesaikan pekerjaanku.
Pukul 11.30 siang tepat, aku meninggalkan rumah dengan menggendong baby majikanku. Sebenarnya majikanku melarangku keluar sebulan penuh karena menurut mereka, bulan ke tujuh rawan dengan roh halus yang bergentayangan dan terutama bayi dan anak-anak akan diganggu.
Aku cuek saja. Toh menurut kepercayaan Muslim justru semua setan dibelenggu di Bulan Ramadan... Aku pun meninggalkan rumah mencegat taksi di jalan Teck Whye dan segera menuju ke Bukit Timah Plasa.
Alhamdulillah memang sudah rejekiku. Meski agak terlambat, aku masih bisa berjumpa dengan Diana dan menjual beberapa buku. Lumayan untuk uang saku pulang mudik.
Dia memang bukan teman akrab atau teman mainku di Singapura. Bukan pula teman di FB yang akan terbiasa bertukar komen sehari-hari. Dia juga teman muslim, meskipun dilarang puasa oleh majikannya.
Aku menemuinya karena aku jualan buku.
Ini semua kesalahanku hingga aku terpaksa menumpang taksi menuju tempat kami janjian. Handphoneku yang sudah gila hidup-mati tanpa sepengetahuanku. Pesan masuk tak kuketahui langsung.
Sekitar pukul 11 barulah aku sadar hapeku tak nyala. Saat aku menyalakannya puluhan SMS masuk sekaligus. Beberapa marah-marah karena tak bisa menghubungi nomorku.
Sambil cengar-cengir aku periksa satu persatu. Salah satunya adalah dari Diana. Dia memesan bukuku sejak lama sekali. Sekitar bulan Februari setelah artikel tentang bukuku muncul di surat kabar.
Aku sampai kaget saat menerima SMSnya yang sudah dikirimnya sejak kemarin malam bahwa kami janjian di Bukit Timah Plasa jam 12. Ya Allah... Aku lupa! Kutengok jam masih ada waktu, namun tak mungkin aku naik bus... Aku putuskan untuk naik taksi saja nanti. Cepat-cepat aku selesaikan pekerjaanku.
Pukul 11.30 siang tepat, aku meninggalkan rumah dengan menggendong baby majikanku. Sebenarnya majikanku melarangku keluar sebulan penuh karena menurut mereka, bulan ke tujuh rawan dengan roh halus yang bergentayangan dan terutama bayi dan anak-anak akan diganggu.
Aku cuek saja. Toh menurut kepercayaan Muslim justru semua setan dibelenggu di Bulan Ramadan... Aku pun meninggalkan rumah mencegat taksi di jalan Teck Whye dan segera menuju ke Bukit Timah Plasa.
Alhamdulillah memang sudah rejekiku. Meski agak terlambat, aku masih bisa berjumpa dengan Diana dan menjual beberapa buku. Lumayan untuk uang saku pulang mudik.
-oOo-
No comments:
Post a Comment