Bedah Cerpen Live vs Kemrontangan Panci
Suatu hari Minggu yang cerah di bulan Juni, aku dihubungi bunda Pipiet Senja.
"Nanda... nanti Bilik Sastra akan hubungi kamu ya...."
Begitulah kata bunda.
Saat itu aku sedang repot-repotnya momong baby plus emak-bapaknya... Secara, Minggu gitu loh... Tugas Negara. Mungkin sedunia Singapura hanya aku TKW yang ga ada offday-nya tapi tetap bisa bebas ke dunia maya dan sekitarnya ahahahahaha... Jadi aku minta ijin majikanku. Aku bilang, "Mam, later two o'clock my family will call me... I need to talk important."
Majikanku ijinin. Syukurlah...
Ada sedikit hambatan saat itu.
Bunda saat itu berada di tempat yang jauh dari teknologi, katanya. Jadi cerpen susi-ku yang sekitar 8 halaman itu terpaksa harus ku kirim ke bunda via SMS... fuihhh... bayangin, berapa SMS aja tuh... :D
Agak siangan, jam satuan. Muncul panggilan dari nomer Indonesia. Ternyata dari pihak Bilik Sastra yang memberitahuku kalau cerpenku Kelereng Putih akan dibedah nanti jam dua. Aku disuruh memilih via phone atau via skype. Karena hari Minggu aku ga punya akses ke Internet, komputer dipake majikan semua. Di hari biasa sih mereka bawa laptop kerja, dua kompi tetap di rumah yang aku bisa pakai sekenyangnya. Jadi aku pilih via telpon aja. Aku mojok ke dapur biar bisa ngomong bebas nggak diganggu-ganggu... (Inem pelayan seksi gitu loh...).
Aku benar-benar gugup plus senang dan terharu. Aku memang anak seorang penulis, pernah ikut acara bedah buku milik Ibuku juga sebelumnya, tapi ini pertama kalinya karyaku yang dibedah. Ah... Nervous...
Aku tak pernah menyangka aku akan menjadi penulis, dan masih ragu akankah tetap menulis setelah pensiun dari TKW seperti ibu. hahaha.
Aku mulai menulis karena dorongan dari Budhe Mega Vristian dan peluang dari Bang Dang Aji yang terus mengadakan lomba-lomba. Kalau diingat tulisanku yang pertama kali dibukukan di Buku 30 HDC versi Hongkong, aku meringis. Kacau balau... Jangan tanya soal EYD! *Untung diotak-atik ma editor dulu ... sungguh memalukan...
Soal cara mengattach naskah, cara memberi nama naskah dan sebagainya, aku mencuri ilmu dari Akhi Dirman waktu tak lolos antologi "Persembahan Kupu-kupu". Pokoknya aku belajar dari kesalahan. Belajar juga dari kritikan! Itulah yang membuat aku jadi aku yang sekarang.
Saking gugupnya aku telpon Mbak Myra-teman ngapakku- yang dengan setianya mendorong semangatku. Tapi... Dasar Mbak Myra. Saat itu dia sedang kerja juga, cuci piring, cuci panci... dan mungkin sambil dibanting-banting... Hahaha... soalnya ribut benerrrr....
Bahkan saat kemudian Bilik Sastra menghubungiku lagi setelah cerpen dibacakan, lalu aku ditanya-tanya behind the story cerpen Kelereng Putih itu, (baca di Part 3) suara panci Mbak Myra yang ku conference call lebih keras dari suara kerenku!
Setelah bedah cerpen selesai, aku lega dan bangga banget. Sebagai mantan orang Radio, ini pertama kalinya seumur hidup aku-lah yang jadi topiknya. Dan didengarkan oleh BMI sejagad. Fffuuuahhhh... Anazkia, BMI Malaysia, tuh salah satu yang ikut dengerin....
Indonesia... I love U
*nggak lupa abis itu aku langsung ngomel ke Mbak Myra... wakakakakakaka...
PS : Aku ga pernah menyangka kalau cerpen-cerpen yang masuk VOI RRI akan dilombakan...! Swear...!
Suatu hari Minggu yang cerah di bulan Juni, aku dihubungi bunda Pipiet Senja.
"Nanda... nanti Bilik Sastra akan hubungi kamu ya...."
Begitulah kata bunda.
Saat itu aku sedang repot-repotnya momong baby plus emak-bapaknya... Secara, Minggu gitu loh... Tugas Negara. Mungkin sedunia Singapura hanya aku TKW yang ga ada offday-nya tapi tetap bisa bebas ke dunia maya dan sekitarnya ahahahahaha... Jadi aku minta ijin majikanku. Aku bilang, "Mam, later two o'clock my family will call me... I need to talk important."
Majikanku ijinin. Syukurlah...
Ada sedikit hambatan saat itu.
Bunda saat itu berada di tempat yang jauh dari teknologi, katanya. Jadi cerpen susi-ku yang sekitar 8 halaman itu terpaksa harus ku kirim ke bunda via SMS... fuihhh... bayangin, berapa SMS aja tuh... :D
Agak siangan, jam satuan. Muncul panggilan dari nomer Indonesia. Ternyata dari pihak Bilik Sastra yang memberitahuku kalau cerpenku Kelereng Putih akan dibedah nanti jam dua. Aku disuruh memilih via phone atau via skype. Karena hari Minggu aku ga punya akses ke Internet, komputer dipake majikan semua. Di hari biasa sih mereka bawa laptop kerja, dua kompi tetap di rumah yang aku bisa pakai sekenyangnya. Jadi aku pilih via telpon aja. Aku mojok ke dapur biar bisa ngomong bebas nggak diganggu-ganggu... (Inem pelayan seksi gitu loh...).
Aku benar-benar gugup plus senang dan terharu. Aku memang anak seorang penulis, pernah ikut acara bedah buku milik Ibuku juga sebelumnya, tapi ini pertama kalinya karyaku yang dibedah. Ah... Nervous...
Aku tak pernah menyangka aku akan menjadi penulis, dan masih ragu akankah tetap menulis setelah pensiun dari TKW seperti ibu. hahaha.
Aku mulai menulis karena dorongan dari Budhe Mega Vristian dan peluang dari Bang Dang Aji yang terus mengadakan lomba-lomba. Kalau diingat tulisanku yang pertama kali dibukukan di Buku 30 HDC versi Hongkong, aku meringis. Kacau balau... Jangan tanya soal EYD! *Untung diotak-atik ma editor dulu ... sungguh memalukan...
Soal cara mengattach naskah, cara memberi nama naskah dan sebagainya, aku mencuri ilmu dari Akhi Dirman waktu tak lolos antologi "Persembahan Kupu-kupu". Pokoknya aku belajar dari kesalahan. Belajar juga dari kritikan! Itulah yang membuat aku jadi aku yang sekarang.
Saking gugupnya aku telpon Mbak Myra-teman ngapakku- yang dengan setianya mendorong semangatku. Tapi... Dasar Mbak Myra. Saat itu dia sedang kerja juga, cuci piring, cuci panci... dan mungkin sambil dibanting-banting... Hahaha... soalnya ribut benerrrr....
Bahkan saat kemudian Bilik Sastra menghubungiku lagi setelah cerpen dibacakan, lalu aku ditanya-tanya behind the story cerpen Kelereng Putih itu, (baca di Part 3) suara panci Mbak Myra yang ku conference call lebih keras dari suara kerenku!
Setelah bedah cerpen selesai, aku lega dan bangga banget. Sebagai mantan orang Radio, ini pertama kalinya seumur hidup aku-lah yang jadi topiknya. Dan didengarkan oleh BMI sejagad. Fffuuuahhhh... Anazkia, BMI Malaysia, tuh salah satu yang ikut dengerin....
Indonesia... I love U
*nggak lupa abis itu aku langsung ngomel ke Mbak Myra... wakakakakakaka...
PS : Aku ga pernah menyangka kalau cerpen-cerpen yang masuk VOI RRI akan dilombakan...! Swear...!
No comments:
Post a Comment