About Me

About Me
Writer, Pengelola Rumah Baca Istana Rumbia, Staff redaksi Tabloid Taman Plaza, Admin Yayasan CENDOL Universal Nikko (Koordinator bedah cerpen OCK), perias dan Make-up artist PELANGI Asosiasi Entertainment, Crew Wonosobo Costume Carnival dan Crew 'A' Event Organizer (Multazam Network), pernah bekerja di Hongkong dan Singapura. Cerpenis Terbaik VOI RRI 2011, dan diundang untuk Upacara HUT RI ke 66 di Istana Negara bersama Presiden RI. BMI Teladan yang mengikuti Sidang Paripurna DPR RI 2011 dan menjadi tamu Ketua DPD RI. Dinobatkan sebagai Pahlawan Devisa Penulis Cerpen BNP2TKI Tahun 2011. Pemuda Pelopor Dinas Pendidikan, pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah kategori Seni-Budaya Tahun 2012. Menyukai langit, stasiun kereta, dan warna biru. Salah satu penulis Undangan Event Ubud Writers and Readers Festival 2011 di Ubud, Bali. Dapat dihubungi via Email FB/YM : Nessa_kartika@yahoo.com.

Tuesday, August 16, 2011

Ready for a great big hug Part 7


 Si Katrok dan Imigration Counter


Changi Airport basah oleh hujan yang sudah mengguyur Singapura sejak pagi. Seolah langit yang sangat ucintai ini ikut menangisi kepulanganku ke kampong halaman. Pergi dari negeri Singa dan entah kapan akan kembali…

Tiba di Bandara aku berjumpa dengan Mbak Feby yang memang sengaja mengantarkanku dan Mbak Rina yang sebenarnya dalam penerbangan Thai Airline ke Bangkok untuk menyusul Majikannya.

Sempat bingung juga karena dalam e-ticket tidak tercantum Terminal tempat pemberangkatan untuk Garuds Indonesia penerbanganku ini.

Ketika akhirnya kami tiba di Terminal 3 Bandara Changi yang luarbiasa canggih, bersih, dan yang pasti aman. Jangan dibandingkan dengan Terminal 3 Soekarno Hatta yang menjadi tempat paling dibenci oleh para TKI seperti aku. T3 Soeta mah isinya calo sama hantu gentayangan aja.

Aku digiring oleh majikanku, mbak Feby dan Mbak Rina langsung ke Counter Check-in Garuda yang letaknya juaaaaaaaaaaauuuuuh di ujung pintu masuk dari Skytrain tempat kami dating.

Waktu baru menunjukkan pukul 14.00 Waktu Singapura, sedangkan penerbanganku tertulis pukul 15.00 Waktu Singapura. Namun ketika kusodorkan pasporku dan print-print-an e-ticket Garuda-ku yang di-email oleh panitia, petugas Counter memberitahuku bahwa penerbanganku ganti. Ditunda jadi pukul 17.30 Waktu Singapura nanti. Astaghfirullah…

Kok bisa?

Aku terlalu bingung saat itu. Hingga melongo di depan counter. Mbak Feby mewakili aku untuk menanyakan detailnya ke petugas. Kuatir banget penerbanganku diganti besok. Mati aku! Aku ga mau lama-lama di Singapore lagi…! Udah terbayang-bayang deh wajah Pak Usup, Tukang Mie Ayam langgananku. Hahahaha…

Aku juga kuatir kena charge extra. Untung saja engga. Akhirnya setelah confirm penerbanganku adalah GA 831 di Gate A17. Aku pun masuk. Tak peduli itu artinya aku harus menunggu 3 jam lebih di dalam Bandara nanti. Sekalian cuci mata, window shopping barang-barang keren di Bandara. Yah,… liat-liat doank sih… Udah ga punya Dolar juga harga di Bandara selangit. Ga berani boros!

-oOo-

Masalah muncul di bagian Custom.

Aku ga lolos screening passport karena majikan tak membekaliku dengan Cancelation Letter dari MOM. Surat Pembatalan Work Permit itu seharusnya kubawa sebagai ganti dari Work Permit itu sendiri yang sudah kadaluarsa nanti tanggal 17. Kalau sekedar cuti kartu hijau muda seukuran KTP itu memang wajib dibawa. Kupikir karena aku kan Finish Contaract kartu itu sudah tak diperlukan lagi. Selain itu kartu itu memang sudah dikembalikan ke MOM oleh majikanku.

Petugas Custom menggiringku ke kantor Imigrasi Bandara. Di sana aku ditanyai ini dan itu. Ketika cap sidik jari gagal meskipun berulangkali kutempelkan jempolku kea lat thumbprint, petugas menanyaiku, “Apakah kerjamu berat? Sidik jarimu berubah lebih banyak garisnya. Hanya 41% martch.” Katanya.

Aku mengiyakan. Dalam hati merenges aja.

Cap jempolku berubah bukan karena kerja berat, tapi karena kebanyakan fesbukan di hape… ++a


Setelah itu muncullah keterangan imigrasi data tentangku, work permi8tku dan segala macam.

Lagi-lagi ada yang tak beres. Petugas memelototiku dan layer monitor komputernya bergantian… Berkali-kali! Aku iseng mengintip, dan tahulah akju bahwa foto yang mejeng adalah foto di Work Permitku.

Foto di Work Permit tentu saja sudah sangat berbeda 180 derajat dengan foto di paspor dan wajah asliku sekarang! Terang aja… Jaman bikin Work Permit lima tahun yang lalu  tampangku masih unyu dengan rambut pendek dua centi aja persis banget cowok! Sekarang aku kan cantik :D *narsis akut.

Untung data di Work Permit dan Paspor sama. Untung juga foto di Paspor kembar ma orang aslinya. Coba kalau beda juga, kacaulah dunia persilatan…

Aku pun akhirnya lolos custom dan sempat jalan-jalan dulu di sekitar bandara sekalian jalan ke gate A17 yang letaknya jauh di paling ujung. Gate A17 letaknya satu ruangan dengan gate A16-20 beda dengan gate lain yang letaknya terpisah.  Pindah-pindah menggunakan free akses internet bandara dari computer satu ke computer lainnya untuk fesbukan –gara-gara baterai hape low bat, mau diirit-irit sampai dijemput nanti--, sempat juga ngintip blogger dan kompasiana-ku sampai waktu boarding diumumkan.

Alhamdulillah duduk di deket jendela, inspirasi menari-nari… Akhirnya lupa dengan jendela dan keasyikan mengetik… *jadi ga terpengaruh dengan bau makanan yang dihidangkan pramugari ke semua penumpang yang tak berpuasa juga… Hehehehe..

Uhhhuuuuy… Indonesia, I’m coming home!

-oOo-

16 Ramadan/Agustus 2011.

No comments:

Post a Comment