Jakarta - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNPTKI) Moh Jumhur Hidayat di Jakarta, Kamis, menghadiahkan uang tunai masing-masing Rp5 juta kepada dua TKI pemenang lomba cerpen Siaran Luar Negeri Radio Republik Indonesia (RRI).
Kedua TKI itu adalah Muryani alias Nadia Cahyani asal Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, yang bekerja di Hong Kong dan Anissa Hanifa Wahid alias Nessa Kartika, asal Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, yang bekerja di Singapura.
Mereka sebelumnya menjadi undangan pada acara Pidato Kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Gedung MPR/DPR pada Selasa (16/8), menjadi tamu Ketua DPD Irman Gusman, dan menghadiri Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI ke-66 di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu (17/8).
"Saya sangat mengapresiasi karya Nadia dan Nessa," kata Jumhur.
Muryani memakai nama lain yakni Nadia Cahyani pada cerpen karyanya berjudul "Siluet Pahlawan" yang bercerita tentang renungan tentang kemerdekaan RI, sedangkan Anissa Hanifa Wahid memakai nama lain yakni Nessa Kartika pada cerpen karyanya berjudul "Kelereng Putih" yang bercerita tentang pengalamanan misteri yang dialami seorang gadis bernama Susi.
Kepala Stasiun Siaran Luar Negeri RRI Kabul Budiono, mengatakan Bilik Sastra "Voice of Indonesia" mengudarakan cerita pendek karya warga negara Indonesia di luar negeri, khususnya dari para buruh migran sejak 16 Januari lalu dan nama "Bilik Sastra" diambil dari sebuah rubrik di situs Komunitas Mahasiswa Islam Indonesia (KMIT) di Taipei, Taiwan.
Siaran Luar Negeri RRI, katanya, menyelenggarakan lomba cerpen menjelang Peringatan HUT ke-66 RI dan ternyata karya Muryani dan Anissa itu yang mendapat penilaian sebagai karya terbaik dari 12 cerpen yang berada di peringkat teratas.
Juri lomba cerpen itu adalah novelis Pipiet Senja alias Etty Hadiwati Arief lalu Paulina Chandrasari Kusuma dari Pusat Pengajaran Bahasa Universitas Atmajaya, Jakarta, serta seorang lagi dari BNP2TKI.
Muryani alias Nadia Cahyani, selain bekerja sebagai penata laksana rumah tangga di Hong Kong, merupakan pemimpin redaksi Majalah Iqra Dompet Dhuafa Hong Kong periode 2009-2010, dan penulis buku "Sebutir Mutiara Untuk Ayah", serta penggiat kelompok belajar "Pendiri Peduli Tunas Bangsa" di Ngawi.
Sejumlah cerpen karyanya termuat dalam beberapa buku antologi Persembahan Cinta, 24 Jam Sebelum Menikah, Duhai Muslimah Bersyukurlah, dan Surat Berdarah Untuk Presiden.
Sedangkan Anissa Hanifa Wahid alias Nessa Kartika lahir di Wonosobo 27 Mei 1983, dan merupakan TKI penata laksana rumah tangga di Singapura.
Sejumlah karya tulis Nessa antara lain telah dibukukan antara lain Buku Kumpulan Puisi Tunggal Lamunan Bidadari, Buku Kumpulan Cerita "Karenina Singa Bauhinia", dan telah menghasilkan belasan antologi.
Tulisan dan sosok Nessa pernah dimuat di berbagai media seperti Berita Indonesia (Hong Kong), Speak Up Newsletter (Singapura), The Straits Times (Singapura), tabloid Bintang Indonesia, dan Jakarta Globe.
Kedua TKI itu adalah Muryani alias Nadia Cahyani asal Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, yang bekerja di Hong Kong dan Anissa Hanifa Wahid alias Nessa Kartika, asal Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, yang bekerja di Singapura.
Mereka sebelumnya menjadi undangan pada acara Pidato Kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Gedung MPR/DPR pada Selasa (16/8), menjadi tamu Ketua DPD Irman Gusman, dan menghadiri Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI ke-66 di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu (17/8).
"Saya sangat mengapresiasi karya Nadia dan Nessa," kata Jumhur.
Muryani memakai nama lain yakni Nadia Cahyani pada cerpen karyanya berjudul "Siluet Pahlawan" yang bercerita tentang renungan tentang kemerdekaan RI, sedangkan Anissa Hanifa Wahid memakai nama lain yakni Nessa Kartika pada cerpen karyanya berjudul "Kelereng Putih" yang bercerita tentang pengalamanan misteri yang dialami seorang gadis bernama Susi.
Kepala Stasiun Siaran Luar Negeri RRI Kabul Budiono, mengatakan Bilik Sastra "Voice of Indonesia" mengudarakan cerita pendek karya warga negara Indonesia di luar negeri, khususnya dari para buruh migran sejak 16 Januari lalu dan nama "Bilik Sastra" diambil dari sebuah rubrik di situs Komunitas Mahasiswa Islam Indonesia (KMIT) di Taipei, Taiwan.
Siaran Luar Negeri RRI, katanya, menyelenggarakan lomba cerpen menjelang Peringatan HUT ke-66 RI dan ternyata karya Muryani dan Anissa itu yang mendapat penilaian sebagai karya terbaik dari 12 cerpen yang berada di peringkat teratas.
Juri lomba cerpen itu adalah novelis Pipiet Senja alias Etty Hadiwati Arief lalu Paulina Chandrasari Kusuma dari Pusat Pengajaran Bahasa Universitas Atmajaya, Jakarta, serta seorang lagi dari BNP2TKI.
Muryani alias Nadia Cahyani, selain bekerja sebagai penata laksana rumah tangga di Hong Kong, merupakan pemimpin redaksi Majalah Iqra Dompet Dhuafa Hong Kong periode 2009-2010, dan penulis buku "Sebutir Mutiara Untuk Ayah", serta penggiat kelompok belajar "Pendiri Peduli Tunas Bangsa" di Ngawi.
Sejumlah cerpen karyanya termuat dalam beberapa buku antologi Persembahan Cinta, 24 Jam Sebelum Menikah, Duhai Muslimah Bersyukurlah, dan Surat Berdarah Untuk Presiden.
Sedangkan Anissa Hanifa Wahid alias Nessa Kartika lahir di Wonosobo 27 Mei 1983, dan merupakan TKI penata laksana rumah tangga di Singapura.
Sejumlah karya tulis Nessa antara lain telah dibukukan antara lain Buku Kumpulan Puisi Tunggal Lamunan Bidadari, Buku Kumpulan Cerita "Karenina Singa Bauhinia", dan telah menghasilkan belasan antologi.
Tulisan dan sosok Nessa pernah dimuat di berbagai media seperti Berita Indonesia (Hong Kong), Speak Up Newsletter (Singapura), The Straits Times (Singapura), tabloid Bintang Indonesia, dan Jakarta Globe.
No comments:
Post a Comment