Galau...
Apa sih galau itu sebenarnya? Apakah sebuah vonis? Pertanda gundah gulana tak bertepi?
Apakah karena sisi diri tak ingin jujur menerima keadaan apa adanya
Entah mengapa semakin mendekati waktu pulang kampung, aku gundah sekali.
Melewati tahun ke empat di Singapura, umurku di Negeri Singa tinggal menghitung hari. Begitu banyak yang berjasa padaku. Begitu banyak yang menyayangiku, menampung keluh kesahku, menjadi tempatku membuang segala beban hati.
Kadang beban rasa benci pada majikan, kadang pada keluarga di Indonesia, kadang pada teman seperjuangan saja. Sahabatku, teman maupun adikku selalu setia mendengarkan. Hanya dengan didengarkan, hati terasa lega. Apalagi jika mendapat pelukan dari mereka. Seolah beban hati lenyap entah ke mana.
Aku punya adik kandung yang juga bekerja di Singapura. Retno. Usiaku dan Retno berbeda 4 tahun. Retno tinggal di Edgedale Plains, Punggol. Tepat di samping punggol plasa. Majikanku yang pertama tinggal di Edgefield Plains. Hanya berjarak 3 kompleks dari rumah majikan Retno. Jadi bisa dibayangkan betapa dekatnya tempat tinggal kami di perantauan. Seolah masih di rumah saja.
Setiap sore sekitar jam 5, aku bisa membawa anjing majikan jalan-jalan menemui Retno. Lebaran pun kami lewati bersama di negeri orang ini.
Sekarang rumahku nun jauh di Choa Chu Kang. Peluk dan sayang hanya melalui inbox FB ataupun hape. Namun pengaruhnya sama. Menenangkan kegundahan. Merapikan gulana-ku. Semoga galau ini cepat berlalu.
Apa sih galau itu sebenarnya? Apakah sebuah vonis? Pertanda gundah gulana tak bertepi?
Apakah karena sisi diri tak ingin jujur menerima keadaan apa adanya
Entah mengapa semakin mendekati waktu pulang kampung, aku gundah sekali.
Melewati tahun ke empat di Singapura, umurku di Negeri Singa tinggal menghitung hari. Begitu banyak yang berjasa padaku. Begitu banyak yang menyayangiku, menampung keluh kesahku, menjadi tempatku membuang segala beban hati.
Kadang beban rasa benci pada majikan, kadang pada keluarga di Indonesia, kadang pada teman seperjuangan saja. Sahabatku, teman maupun adikku selalu setia mendengarkan. Hanya dengan didengarkan, hati terasa lega. Apalagi jika mendapat pelukan dari mereka. Seolah beban hati lenyap entah ke mana.
Aku punya adik kandung yang juga bekerja di Singapura. Retno. Usiaku dan Retno berbeda 4 tahun. Retno tinggal di Edgedale Plains, Punggol. Tepat di samping punggol plasa. Majikanku yang pertama tinggal di Edgefield Plains. Hanya berjarak 3 kompleks dari rumah majikan Retno. Jadi bisa dibayangkan betapa dekatnya tempat tinggal kami di perantauan. Seolah masih di rumah saja.
Setiap sore sekitar jam 5, aku bisa membawa anjing majikan jalan-jalan menemui Retno. Lebaran pun kami lewati bersama di negeri orang ini.
Sekarang rumahku nun jauh di Choa Chu Kang. Peluk dan sayang hanya melalui inbox FB ataupun hape. Namun pengaruhnya sama. Menenangkan kegundahan. Merapikan gulana-ku. Semoga galau ini cepat berlalu.
-oOo-
No comments:
Post a Comment